Kebangkrutan di tahun 1998 Dan Awal Titik Balik

0
Di Era tahun 90an, usaha Lantai Kayu tidak begitu meyakinkan dan tidak menarik banyak orang untuk dijadikan sebagai pekerjaan utama, kecuali hanya beberapa gelintir orang yang memang tidak memiliki usaha lain.
Ditambah lagi pada masa-masa itu belum ada internet juga belum ada HP (Hand Phone), internet dan HP pada masa itu termasuk barang yang sangat mahal dan belum banyak dikenal orang, sungguh masa-masa yang cukup sulit jika dibandingkan masa sekarang.

Satu-satunya promosi yang paling jitu pada saat itu adalah dengan cara memasang iklan baris di koran harian, itupun harus dibantu dengan memiliki alamat yang jelas dan mudah diakses, juga memiliki telepon rumah atau kantor dengan Basis Integrasi dari TELKOM

Pikiran Rakyat atau disingkat (PR) adalah satu-satunya koran harian yang paling banyak dikenal
masyarakat kota Bandung dan seluruh Parahyangan, yang hingga saat ini Koran PR masih Eksis dan memiliki pelanggan tetap.

Waktu itu aku ingin sekali memiliki rumah yang berlokasi di pinggir jalan didalam kota, dan memiliki Telpon Rumah sehingga bisa digunakan untuk promosi memasang Iklan di PR agar usaha lebih mudah.tapi bagaimana caranya ???

Pada Tahun 2000 barulah Aku pertama kali memiliki Hand Phone dengan mengeluarkan biaya sekitar 1,2jt, dengan cara menabung selama beberapa bulan, terbilang harga yang sangat mahal pada saat itu dengan hanya mendapatkan HP Merk Samsung (Type Jadul yang saya sudah lupa) seharga RP. 550,000 bekas, dan Nomor Simpati seharga Rp. 650,000. (Dahulu Harga nomor Ponsel memang sangat mahal dan tidak semua orang bisa membelinya)

Setelah mampu memiliki HP, barulah aku bisa memanfaatkan promosi di Koran PR, Dengan memasang Iklan baris di rubrik "Bahan Bangunan" atau Rubrik "Tukang Bangunan",
Aku biasa memasang Iklan di koran PR (Pikiran Rakyat) tersebut dengan kalimat "Menjual dan Memasang Lantai Kayu/Parquet, Kontak 081xxx"
Demikianlah pada saat itu aku sering memasang Iklan di koran dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp.21,000 untuk karakter tiga baris, kemudian ditunggu hasil keesokan harinya.

Aku biasa menunggu Hand Phone-ku berbunyi semenjak habis Shalat Subuh hingga waktu Isya, dan selalu bersiap sedia jika sewaktu-waktu ada konsumen yang minta disurvey.
Terkadang sehari yang nelpon untuk menanyakan Parket atau Lantai Kayu bisa 3 hingga 5 orang, itupun tidak selalu langsung goal, terkadang beberapa hari kemudian baru menelpon lagi bagi yang berminat serius, tapi sering juga beberapa kali memasang iklan dan tidak mendapatkan penjualan sedikitpun.

Karena terlalu banyak keluar modal dan tidak mendapatkan hasil, akhirnya aku kembali bekerja pada orang lain di perusahaan produksi Furniture hingga beberapa tahun.

Mendirikan perusahaan Furniture
Allah memberikan Anugerah kepadaku dengan beberapa kelebihan, aku diberi kecerdasan berpikir, dan diberikan anugerah baik dalam bekerja, sehingga dimanapun aku bekerja, aku selalu bekerja dengan baik dan ditekuni dengan serius, juga dalam hal tehnik dan kualitas dipelajari dan dikerjakan dengan baik, hingga memahami dengan betul bagaimana kualitas dan produktifitas yang bisa memberikan kepuasan kepada Bos maupun Konsumen.

Namun disisi lain, aku selalu tidak merasa betah jika bekerja pada orang lain, dimanapun aku bekerja aku selalu ingin jadi pengusaha dibidang itu, hingga akhirnya pada tahun 2002 aku membuka usaha sendiri dibidang Furniture, usaha kecil-kecilan yang dikerjakan sendiri dan beberapa orang teman yang dikerjakan di belakang rumah, namun usaha tersebut tidak mengalami kemajuan, hingga beberapa bulan kemudian akhirnya usaha yang aku dirikan kembali ditutup, dan aku kembali bekerja pada bos lamaku, selanjutnya aku ditempatkan di Jakarta untuk mengurus banyak Proyek.

Ditempatku bekerja, aku termasuk karyawan yang paling baik dan paling bisa diandalkan, dan aku juga termasuk Karyawan yang paling berhasil hingga pada tahun 2005 aku satu-satunya karyawan yang mampu membeli sebuah mobil (Meskipun mobil bekas, jenis Carry 1000cc), tapi itu adalah hasil yang sangat membanggakan.

Namun pada tahun itu pula sifat tidak betahanku kambuh, karena merasa sedang naik daun, akhirnya aku kembali keluar bekerja dari bosku untuk membuka perusahaan sendiri dibidang yang sama di Jakarta.

Hingga beberapa tahun perusahaanku berjalan, pernah mengalami sedikit kemajuan dan memiliki cukup banyak pelanggan, kemudian mengalami pasang surut secara bergantian, hingga pada akhirnya usahaku benar-benar surut di tahun 2007 dan mengalami kebangkrutan pada tahun 2008, Perusahaanku benar-benar kandas di tahun itu, dan aku benar-benar jatuh hingga dibawah titik "Nol".
Semua tabungan dan semua aset perusahaan yang aku kumpulkan bertahun-tahun seperti mesin-mesin, dan bahan baku semua dijual habis untuk membayar gaji karyawan, namun tidak cukup untuk membayar hutang-hutangku ke toko-toko supplyer yang besarnya hingga puluhan juta rupiah.
Saat itulah aku benar-benar terpuruk hingga tak kuasa lagi menahan tangis dan putus asa.



Bertahun-tahun hidup dalam penderitaan, tidak memiliki kepastian, tidak memiliki harapan, tidak memiliki semangat hidup.
Jika saja aku tak memiliki hutang yang banyak, dan jika saja tak memiliki Anak dan Istri, rasanya aku ingin sekali meminta kematian kepada Rab-ku, tapi aku juga takut mati dengan membawa hutang kepada banyak orang, dan takut meninggalkan anak istri dalam keadaan miskin.

Semua cita-citaku yang kutanam semenjak dahulu, ingin memiliki mobil yang bagus, ingin memiliki rumah yang besar, ingin anak bisa sekolah yang tinggi, semuanya sirna ditelan masa.
Semua keahlianku, semua kecerdasan yang Allah anugrahkan kepadaku, semua tak ada gunanya.

Akhirnya pada tahun 2008 aku menyerah dari terus mengejar cita-citaku dan kembali pulang kampung, dengan menempati rumah lamaku yang dulu pernah dibangun pada tahun 2000, ketika pertama kali belajar berkeluarga, rumah ini sudah begitu usang, kotor dan kumuh juga banyak bocornya, tapi itulah hartaku yang tersisa.
Di rumah itulah aku kembali meniti hari-hariku dengan penuh kemiskinan dan penderitaan, hidup dalam keputus asaan, aku tak ubahnya seperti orang yang sakit dan benar-benar merasa linglung tak tau arah selama bertahun-tahun.


Awal titik balik.
Perjalanan hidup memang tak bisa diterka
, Semuanya sudah diatur oleh yang Maha Kuasa.
Kebangkrutan dan kemiskinan yang ku alami adalah suatu pembelajaran yang sangat berharga. betapa aku memahami arti dari kepasrahan dan aku harus tetap berlaku baik kepada semua orang, mungkin aku pernah melakukan kesombongan sehingga menyakiti banyak orang, Atau mungkin aku memiliki dosa yang sangat besar sehingga Allah ingin membersihkannya dengan cara mengujiku sedemikian beratnya.

Setelah bertaubat selama lebih dari 2 tahun, akhirnya pada tahun 2009 Allah kembali menganugerahkan kepadaku sebuah ilham untuk kembali mencoba memasarkan Lantai Kayu Parquet yang dulu pernah kutinggalkan

Menjual Lantai Kayu Secara Online
Aku mencoba memperkenalkan kembali produk Parket Kayu dan Lantai Decking yang dahulu pernah saya tekuni di era tahun 90an atau sekitar tahun 97 hingga tahun 2000an.
Dengan bekal hobby dan pengalamanku membuat dan menulis catatan harian di dalam blog semenjak tahun 2007, dengan memanfaatkan fasilitas gratisan dari blogger.com, aku membuat situs di blogspot dengan nama KiosParquet.blogspot.com yang kemudian aku ganti dengan KiosParquet.com untuk memperkenalkan produk dan jasaku dibidang Lantai Kayu Parquet.
Dengan cara posting sendiri, survey lapangan sendiri, membuat invoice sendiri, belanja sendiri (dengan cara berhutang), melakukan pengiriman sendiri, dan mengerjakan pemasangan sendiri hingga selesai, semua dikerjakan sendiri.

Pada saat itu pengusaha Lantai Kayu yang memublikasikan produknya secara online hanya beberapa gelitir pengusaha saja antara lain: Sari Jati yang berlokasi di Semarang, dan Ubin Kayu yang berlokasi di Surabaya, juga Arpan Parket yang berlokasi di Bogor, dan aku adalah yang keempat berlokasi di Bandung.

Tidak banyak yang aku harapkan dari hasil pekerjaan ini, kecuali aku mewajibkan diri untuk terus bekerja semaksimal mungkin. adapun hasilnya biarlah Allah yang menentukan dengan kehendak-Nya, berapapun aku terima dengan ikhlas yang penting aku mecari nafkah untuk keluargaku.

Aku tak pernah mengira jika pada akhirnya ternyata usahaku menjual Lantai Kayu akan menjadi sebuah perusahaan besar, menjadi PT dan dimiliki oleh Lima Orang, dan aku adalah duduk di kursi CEO. hingga pada tahun 2016 memiliki 5 Toko Cabang yang tersebar di beberapa kota antara lain: Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya dan Bali. Dengan karyawan sekitar 150 orang, dan memiliki stock Lantai Kayu terbanyak seIndonesia, juga perusahaan yang terpercaya, dan pembayar Pajak yang Co-operatif untuk Negara.

Kini Lantai Kayu yang aku jual bisa di temukan di:
Dan masih banyak yang lainnya.

Ratusan konsumen setiap bulannya mempercayakan pemasangan Lantai Kayu pada Perusahaan kami terdiri dari Konsumen Individu maupun para Kontraktor. Tak ketinggalan juga konsumen untuk Proyek Negara, juga rumah mantan Presiden RI, juga rumah para Artis Indonesia maupun Mancanegara, salah satunya adalah Rumah Aktor Hong Kong yang berlokasi di Batam.

Alhamdulillah...
Jika Allah menghendaki, semuanya tidak ada yang mustahil.




Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo