{قَالَ لَا يَأْتِيكُمَا طَعَامٌ تُرْزَقَانِهِ إِلا نَبَّأْتُكُمَا بِتَأْوِيلِهِ قَبْلَ أَنْ يَأْتِيَكُمَا ذَلِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِي رَبِّي إِنِّي تَرَكْتُ مِلَّةَ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَهُمْ بِالآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (37) وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ مَا كَانَ لَنَا أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ذَلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ (38) }
Yusuf berkata, "Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu, melainkan aku telah dapat mene­rangkan ta’bir mimpi itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedangkan mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan aku mengikut agama bapak-bapakku, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub. Tiadalah patut bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya), tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukurinya."
Yusuf a.s. menceritakan kepada keduanya bahwa apa pun yang dilihat keduanya dalam mimpinya, maka dia mengetahui ta'birnya dan dapat menceritakan kepada keduanya sebelum kenyataannya terjadi. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{لَا يَأْتِيكُمَا طَعَامٌ تُرْزَقَانِهِ إِلا نَبَّأْتُكُمَا بِتَأْوِيلِهِ قَبْلَ أَنْ يَأْتِيَكُمَا}
Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepada kamu berdua melainkan aku telah dapat menerangkan ta'bir mimpi itu. (Yusuf: 37)
Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan di­berikan kepadamu. (Yusuf: 37) Yakni pada hari kamu berdua. melainkan aku telah dapat menerangkan ta’bir mimpi itu sebelum makanan itu sampai kepadamu. (Yusuf: 37)
Hal yang sama telah dikatakan oleh As-Saddi.
Ibnu Abu Hatim rahimahullah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Ala, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yazid (salah seorang gurunya), telah menceritakan kepada kami Rasyidin, dari Al-Hasan ibnu Sauban, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Aku tidak mengetahui secara pasti barangkali Yusuf a.s. saat itu sedang menebak. Dan memang demikianlah keadaannya karena aku tidak menemukan di dalam Kitabullah suatu keterangan pun yang menjelaskannya di saat Yusuf berkata kepada keduanya: Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu. (Yusuf: 37) Bahwa apabila makanan itu datang, aku dapat menebaknya apakah makanan itu manis atau pahit."
Selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan bahwa sesungguhnya Yusuf diberi tahu sehingga ia mengetahui. Asar ini berpredikat garib.
Kemudian Yusuf mengatakan, "Sesungguhnya pengetahuan itu berkat apa yang telah diajarkan oleh Allah kepadaku, karena aku menjauhi agama orang-orang yang kafir kepada Allah dan hari kemudian. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengharapkan pahala dan tidak takut akan siksaan di hari kemudian."
{وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ}
Dan aku mengikut agama bapak-bapakku, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub. (Yusuf: 38), hingga akhir ayat.
Yusuf a.s. berkata, "Aku menjauhi jalan kekafiran dan kemusyrikan, dan aku mengikuti jalan para rasul. Demikianlah keadaan orang yang menempuh jalan hidayah dan mengikuti jalan para rasul serta berpaling dari jalan orang-orang yang sesat. Maka sesungguhnya Allah akan memberikan petunjuk ke hatinya dan mengajarkan kepadanya hal yang belum ia ketahui, serta akan menjadikannya sebagai pemimpin yang diikuti kebaikannya dan akan menjadi penyeru kepada jalan petunjuk."
{مَا كَانَ لَنَا أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ذَلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ}
Tiadalah patut bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya). (Yusuf: 38)
Inilah pernyataan tauhid, yaitu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
{مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا}
dari karunia Allah kepada kami. (Yusuf: 38)
yang diwahyukan kepada kami, dan kami diperintahkan untuk mengerja­kannya.
{وَعَلَى النَّاسِ}
dan kepada manusia (seluruhnya). (Yusuf: 38)
Karena Allah telah menjadikan kami (para nabi) sebagai penyeru mereka yang mengajak mereka kepada hal tersebut.
{وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ}
tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukurinya. (Yusuf: 38)
Yakni mereka tidak mengetahui akan nikmat Allah kepada mereka yang telah mengutus para rasul kepada mereka, bahkan:
{بَدَّلُوا نِعْمَةَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ}
mereka menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan. (Ibrahim: 28)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sinan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Hajjaj, dari Ata, dari Ibnu Abbas, bahwa kakek disebut pula dengan sebutan ayah. Lalu Ibnu Abbas mengatakan, "Demi Allah, siapakah yang berani bersumpah denganku di dekat Al-Hijir, bahwa Allah tidak pernah menyebutkan kata kakek dan nenek?" Allah telah berfirman menceritakan perihal Yusuf a.s.: Dan aku mengikut agama bapak-bapakku, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub. (Yusuf: 38)