5 Hukum Bi'ah Lughowi Di Dalam Menterjemahkan Al-Qur'an

0
الحمد لله رب العالمين ، والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آل بيته الطيبين الطاهرين ، وعلى صحابته الغر الميامين ، أمناء دعوته ، وقادة ألويته ، وارضَ عنا وعنهم يا رب العالمين ، اللهم أخرجنا من ظلمات الجهل و الوهم إلى أنوار المعرفة والعلم ، ومن وحول الشهوات إلى جنات القربات

Shonzum shakiri : jumhur ulama membagi bid'ah lughowi ( sesuatu yg baru yg tidak ada di zaman raasul ) menjadi 5 hukum : ada bid'ah wajib contohnya ( pembukuan al quran di masa pemerintahan abu bakar" yg semula dilarang oleh rasul karna khawatir tercampurnya al qur an dan al hadist, tapi karna banyaknya penghafal yg wafat pada suatu peperangan sehingga Al-quran di kumpulkan kemudian dijadikan mushap pada pemerintahan khalifah ustman," ada yg hukumnya sunnah seperti ( membuat harkat pada setiap hurup dalam al quran yang kita baca sekarang ini ) karna dulu al quran ter cecer dan di tulis tanpa baris, kalau tidak ada bid'ah hasanah kita tdak bisa mudah baca alqur an seperti sekarang ini", pambangunan gedung2, kantor, sekolah pada masa pemerintahan khulafa urrosyidin dll ada yg, mubah, dan haram...
2. hadist yg berbunyi

  مَن سَنَّ في الإِسلام سُنَّة حَسَنَة فله أجرُها وأجرُ من عمل بها من بعده ، من غير أن يَنْقُصَ من أجورهم شيء ، ومن سَنَّ في الإِسلام سُنَّة سيِّئة كان عليه وِزْرُها وَوِزْرُ مَنْ عمل بها من بعده ، من غير أن ينقُصَ من أوزارهم شيء
مسلم والنسائي عن جرير بن عبد الله البجلي

 yg artinya barang siapa yang memulai sesuatu yg baru yg baik ( yang belum ada pada masa rasul Alloh dan bisa di kembalikan kepada al qur an dan hadist ) maka ia akan mendapatkan pahala dari orang yg mengikutinya,,""dst..
berdasarkan hadist ini, juga jumhur ulama membagi bid'ah menjadi 2 bagian,,
yakni hasanah dan dholalah""
pertaanyaan "?
dapat dalil dari mana bahwa ada pembagian bid'ah menjadi bid'ah duniawi dan bid'ah dalam ibadah saja"???

وَلِكُلٍّ دَرَ‌جَاتٌ مِّمَّا عَمِلُوا ۚ وَمَا رَ‌بُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan

Sekarang mari kita telaah perkataan Sayyidina Umar, dimana akan kita dapati suatu sebab munculnya perlawanan Sunnah dalam arti tutur kata dan prilaku Kanjeng Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.

ذات يوم حدث نفسه؛ فأرسل إلى ابن عباس- رضي الله عنه – فقال: ” كيف تختلف هذه الأمة ونبيها واحد، وكتابها واحد، وقبلتها واحدة؟
فقال ابن عباس : ” يا أمير المؤمنين إنا أنزل علينا القرآن فقرأناه وعلمنا فيم أنزل، وإنه سيكون بعدنا أقوام يقرأون القرآن ولا يعرفون فيم نزل، فيكون لكل قوم فيه رأي، فإذا كان لكل قوم فيه رأي اختلفوا، فإذا اختلفوا اقتتلوا، فزبره عمر وانتهره، فانصرف ابن عباس، ثم دعاه بعد فعرف الذي قال، ثم قال: إيه أعد علي” سنن سعيد بن منصور 1/176
“Suatu hari beliau menceritakan dirinya (Umar), maka beliau kirimkan pada Sayyidina Ibni Abbas: Bagaimana bisa Ummat ini berselisih, padahal Nabinya, kitabnya dan qiblatnya satu?  
Ibnu Abbas berkata: Wahai Amirul Mukminin sesungguhnya kita dituruni Al Quran, kemudian kami membaca dan mengetahuinya, sesungguhnya akan ada suatu kaum setelah kita, mereka membaca Al Quran dan tidak memahami apa yang diturunkan, maka bagi tiap tiap kaum itu suatu pandangan/pendapat yang berbeda beda, maka ketika mereka saling berbeda, mereka saling memerangi, maka Sayyidina umur memotong bicaranya (Ibnu Abbas) dan membentaknya, 
Ibnu Abbas kemudian berlalu, kemudian Sayyidina Umar memanggilnya kembali sehingha Ibnu Abbas tahu apa yang dikatakan Sayyidina Umar, beliau berkata: Heh!!!  Kembali kepadaku”

Pertama adalah ketidak fahaman Al Quran, dimana sebab inilah muncul pendapat pendapat yang bertentangan dengan konteks sebuah ayat.
Kita tahu bahwa dalam rangka memahami Al Quran dibutuhkan seperangkat ilmu yang sangat banyak, mulai dari ilmu bahasa, gaya rangkaian bahasa atau balaghoh, gaya percakapan atau mantiq, riwayat, dll.
================
Apalagi sebuah pendapat yang mengatakan bahwa Al Quran harus diartikan apa adanya, sedangkan apa adanya sendiri itu juga tidak jelas tolak ukurnya, nah mengartikan Al Quran dengan apa adanya inilah yang ternyata kemudian memunculkan pendapat pendapat baru yang terkadang antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya saling bertentangan. Bahkan pertentangan itu bisa terjadi dalam satu kelompok saja.
——————————————
Kemudian seperti yang ada di Sunan Dar Quthni, Sayyidina Umar berkata:
: ” إياكم وأصحاب الرأي فإنهم أعداء السنن، أعيتهم الأحاديث أن يحفظوها فقالوا بالرأي، ضلوا أضلوا ”
“Takutlah kalian akan pemakai logika, mereka mengkonsumsi hadits hadits untuk dihafalnya, maka mereka berkata dengan pendapatnya, mereka sesat dan menyesatkan”
————————
Disini semakin jelas, munculnya pendapat pendapat baru akibat keberanian mengartikan Al Quran berdasarkan akan ketidakfahaman itulah yang sebenarnya melahirkan musuh musuh sunnah.
Kemudian kerusakan itu semakin diperparah oleh sifat pede mereka bahwa sebenarnya mereka kembali kepada Al Quran dan Hadits, semakin rusak lagi mereka dengan pedenya mengaku sebagai golongan yang paling faham akan  jalan yang ditempuh oleh para Salaf dalam memahami Al Quran dan Hadits.


Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo