Tampilkan postingan dengan label Berita Islami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita Islami. Tampilkan semua postingan

Ibadah Yang Paling Utama Pada Hari Raya Idul Adha

Pertama
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Dari 'Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah SAW  bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan oleh anak Adam pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.
(Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:
 
1- Ibadah yang paling utama pada hari raya Idul Adha adalah menyembelih hewan untuk kurban karena Allah.
2- Sebab pada hari kiamat nanti, hewan itu akan mendatangi orang yang menyembelihnya dalam keadaan utuh seperti di dunia, setiap anggotanya tidak ada yang kurang sedikit pun dan semuanya akan menjadi nilai pahala baginya.
3- Ibadah kurban yang dilaksanakan pada hari raya Idul Adha sampai hari tasyrik, tiada lain bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
4- Disamping itu, kurban juga berarti menghilangkan sikap egoisme, nafsu serakah, dan sifat individual dalam diri seorang muslim.
5- Dengan berkurban, diharapkan seseorang akan memaknai hidupnya untuk mencapai ridha Allah semata.
 
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:
 
- Ia “korbankan” segalanya (jiwa, harta, dan keluarga) hanya untuk-Nya. Oleh karena itu, pada hakikatnya, yang diterima Allah dari ibadah kurban itu bukanlah daging atau darah hewan yang dikurbakan, melainkan ketakwaan dan ketulusan dari orang yang berkurban, itulah yang sampai kepada-Nya
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

Daging dan darah binatang korban atau hadiah itu tidak sekali-kali akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepadaNya ialah amal yang ikhlas yang berdasarkan taqwa dari kamu. Demikianlah Ia memudahkan binatang-binatang itu bagi kamu supaya kamu membesarkan Allah kerana mendapat nikmat petunjukNya. Dan sampaikanlah berita gembira (dengan balasan yang sebaik-baiknya) kepada orang-orang yang berusaha supaya baik amalnya.
(QS.Al-Hajj 37)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa memiliki keluasaan (untuk berkorban) namun tidak berkorban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami." (HR Ibnu Majah: 3114)


َعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( اَلْعُمْرَةُ إِلَى اَلْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا, وَالْحَجُّ اَلْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا اَلْجَنَّةَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Umrah ke umrah menghapus dosa antara keduanya, dan tidak ada pahala bagi haji mabruru kecuali surga." Muttafaq Alaihi.





Manfaat dzikir yang disebutkan dalam Al-Quran

  1. Membuat Hati Menjadi Tentram

    “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram” (QS. Ar-Ra’d : 28).

  2. Keteguhan Hati

    Manfaat dzikir lainnya adalah membuat hati kuat, menghasilkan keyakinan/ keteguhan hati. Hal ini dijelaskan dalam ayat Al-Quran berikut :

    “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung” (QS. Al-Anfal : 45).

  3. Allah Akan Mengingat Kita

    Manfaat lainnya adalah Allah senantiasa mengingat kita seperti dijelaskan pada ayat Al-Quran berikut :

    “Ingatlah kamu kepada Aku niscaya Aku ingat kepadamu” (QS. Al-Baqarah : 152).

    Allah berjanji jika kita ingat kepada-Nya, maka Dia akan ingat kepada kita. Saat kita dalam ketakutan, kesedihan, kesulitan, terkena musibah dengan berdzikir maka Allah pasti memberikan ketenangan, mengangkat kesedihan, membebaskan kesulitan dan memberikan pertolongan saat musibah.

  4. Mengusir dan Mencegah Tipu Daya Setan

    Dzikir memiliki manfaat sebagai pencegah tipu daya setan, muraqabah atau ingat kepada Allah, dijelaskan dalam Al-Quran dalam ayat sebagai berikut :

    “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka sadar kembali” (QS. Al-A’raf : 201).

  5. Ketenangan/ Ketentraman Jiwa

    Allah memberikan jaminan/ garansi bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram dan tenang.

    “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram” (QS. Ar-Ra’d : 28).

  6. Ampunan Allah

    Dengan mengingat Allah/ menyebut nama Allah, Allah memberikan mereka ampunan dan pahala, seperti tersebut dalam ayat Al-Quran berikut :

    “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”(QS. Al-Ahzab : 25)

Kisah Pengemis Yang Meminta Sedekah Kepada Rasulullah

Alkisah seorang Pengemis Mengetuk pintu Rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Pengemis itu berkata: "saya pengemis ingin meminta sedekah dari Rasulullih."

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Wahai Aisyah berikan baju itu kepada pengemis itu".

Sayyidah Aisyah pun melaksanakan perintah Rasulullohu shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dengan hati yang sangat gembira, pengemis itu menerima pemberian beliau, dan langsung pergi ke pasar serta berseru di keramaian orang di pasar: 

"Siapa yang mau membeli baju Rasulullah? ".

Maka dengan cepat berkumpullah orang-orang, dan semua ingin membelinya.

Kemudian ada seorang kaya namun buta yang mendengar seruan tersebut, lalu menyuruh budaknya agar membelinya dengan harga berapapun yang diminta, dan ia berkata kepada budaknya:

 “jika kamu berhasil mendapatkannya, maka kamu merdeka”. 

Akhirnya budak itupun berhasil mendapatkannya. Kemudian diserahkanlah baju itu pada tuannya yang buta tadi.

Alangkah gembiranya si buta tersebut, dengan memegang baju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu, orang buta tersebut kemudian berdoa dan berkata: 

“Yaa Rabb dengan hak Rasulullah dan berkat baju yg suci ini, kembalikanlah pandanganku... ".

Masyaa Allah...

dengan izin Allah, spontan orang tersebut dapat melihat kembali.

Keesokan harinya, iapun pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan penuh gembira dan berkata: "Wahai Rasulullah... pandanganku sudah kembali dan aku kembalikan baju anda sebagai hadiah dariku.. ".

Sebelumnya orang itu menceritakan kejadiannya sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun tertawa hingga tampak gigi gerahamnya, padahal biasanya Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam jarang sekali tertawa... 

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Sayyidah Aisyah: "Perhatikanlah baju itu wahai Aisyah, dengan izin dan berkahNya, ia telah mengkayakan orang yang miskin, menyembuhkan yang buta, memerdekakan budak dan kembali lagi kepada kita."

Masya Allah ...

Al-Imam as-Suyuti menyebutkan dalam salah satu kitabnya bahwa pahala shadaqoh itu ada 5 macam:

" Sesungguhnya pahala bersedekah itu ada lima kategori :

1) Satu dibalas sepuluh (1:10) yaitu bersedekah kepada orang yang sehat jasmani.

2) Satu dibalas sembilan puluh (1:90) yaitu bersedekah terhadap orang buta, orang cacat atau tertimpa musibah, termasuk anak yatim dan piatu.

3) Satu dibalas sembilan ratus (1:900) yaitu bersedekah kepada kerabat yang sangat membutuhkan.

4) Satu dibalas seratus ribu (1: 100.000) yaitu sedekah kepada kedua orangtua.

5) Satu dibalas sembilan ratus ribu (1 : 900.000) yaitu bersedekah kepada orang yg alim atau ahli fiqih.

Semoga bermanfaat....

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

[Kitab Bughyatul Musytarsyidin].

Wallahu a'lam bish-shawab..

Semoga Allah Ta'ala mendekatkan kita hari ini dengan segala kebaikan yang ada di dalamnya dan memudahkan kita untuk bermurah hati, suka bersedekah dengan ikhlas.

DIBALIK KISAH MARMER PENYERAP PANAS YANG ada di MASJIDIL HARAM dan MASJID NABAWI

Banyak yang bertanya mengapa lantai Masjidil Haram dan Nabawi tidak panas meskipun dihantam cuaca 50-an derajat celsius, bahkan selalu sejuk ?!


Berbagai macam asumsi pun lahir. Ada yang mengatakan bahwa di bawahnya ada mesin pendingin cuaca sehingga menyebabkan tetap sejuk dan tidak panas.


Akan tetapi, faktanya, bahwa lantai-lantai tersebut terbuat dari Marmer termahal dan terbagus yakni tipe Thassos dari daerah Yunani. Kerajaan Saudi sengaja membelinya untuk mencukupi lantai-lantai dua masjid suci dan halamannya. Semua itu demi kenyamanan Jamaah haji dan umroh.


Pasalnya, marmer tipe Thassos ini mampu menyerap kelembapan pada malam hari serta memantulkan terik mentari yang begitu menyengat. Itulah rahasia mengapa lantai-lantai di dua masjid suci tetap adem dan sejuk meskipun kita berjalan di bawah terik mentari tanpa alas kaki. Termasuk di antara nikmat dari Allah bagi tamu-tamu-Nya.


Tahukah anda siapakah Pria yang mendesain Masjidil Harom Mekkah & Masjidil Nabawi Madinah ?


Ya, Dia adalah seorang Insinyur dan Arsitek Mesir yang lebih suka menjauh dari pusat perhatian publik, tidak diketahui banyak orang dan bernama Muhammad Kamal Isma'eel (1908-2008)


------

Muhammad Kamal Ismaeel adalah :


▪️ Seorang Termuda dalam sejarah Mesir yang Memperoleh Ijazah sekolah menengah


▪️ Seorang Termuda yg mendaftar di Royal School of Engineering dan menjadi Wisudawan Termuda pula..


▪️ Seorang Termuda yang dikirim ke Eropa untuk mendapatkan 3 gelar Doctor dalam Arsitektur Islam..


▪️ Seorang Termuda yang mendapatkan *Syal Nil* dan *Pangkat Besi* dari Raja Saudi Arabia.


▪️ Dia adalah Insinyur pertama yang melakukan Perencanaan dan Implementasi proyek perluasan Masjidil Haramain (Mekkah dan Madinah).


Dan Dia juga yang menolak menerima bayaran untuk Desain Teknik dan Pengawasan Arsitekturalnya kedua Mesjid tersebut....


Meskipun diketahui ada upaya dari Raja Fahd dan perusahaan Bin Laden untuk membayar berapapun yang dia tuliskan dalam selembar cek..


------

Ketika Kamal mengembalikan cek kosongnya, dia mengatakan kepada Bakar Bin Laden :


▪️"Mengapa saya harus menerima uang (untuk pekerjaan saya) di 2 Masjid Suci (Mekkah & Madinah)"


▪️ "Bagaimana saya akan menghadapi Allah (pada Hari Pengadilan nanti?)."


------

Kamal menikah pada usia 44 tahun..


Istrinya melahirkan seorang putra, tetapi kemudian meninggal, dan setelah itu ia pun tetap melajang dan mengabdikan seluruh waktunya hanya untuk menyembah Allah Ta'ala hingga wafat...


Waktu yang dihabiskannya untuk melayani 2 Masjid Suci tersebut lebih dari 100 tahun dan jauh dari pusat perhatian baik media massa, ketenaran bahkan uang sekalipun...


-------

Kamal Sang Jenius ini memiliki kisah yang luar biasa pada saat pembangunan kedua mesjid ini..


Yaitu tentang marmer atas (karya)nya di Masjidil Harom... 


Ia ingin menutupi lantai Masjidil Harom bagi mereka yg melakukan thowaf...


Dan marmer ini berfungsi khusus untuk menyerap panas, dan adanya hanya di gunung kecil di Yunani...


------

Saat itu Kamal pun melakukan perjalanan ke Yunani dan menandatangani kontrak untuk membeli marmer dalam jumlah yang banyak untuk Masjidil Haram (marbling), yakni hampir setengah dari gunung marmer itu...


Ia menandatangani perjanjian dan kembali ke Mekah, sampai marmer putih itu tiba di Mekkah.


Kemudian ia pun Memulai dan Mengawasi proses pemasangan marmer putih di lantai Masjidil Haram di Mekkah sampai selesai..


-------

Setelah 15 tahun kemudian, pemerintah Saudi memintanya kembali untuk menggunakan jenis marmer yang serupa agar dipasang di Masjidil Nabawi di Madinah..


Insinyur Muhammad Kamal pun berkata, 


▪️"Ketika Raja meminta untuk menggunakan jenis marmer yang sama untuk Masjid Nabawi, saya sangat bingung",


Kenapa ?

Karena hanya ada 1 tempat di bumi ini yang terdapat marmer jenis ini, yaitu di Yunani, dan saya sudah membeli 1/2 dari deposit marmer yang ada di gunung tersebut..."


------

Kamal pun pergi ke perusahaan yang sama di Yunani dan bertemu CEO tersebut... 


Ia bertanya kepada CEO Marmer tersebut tentang deposit marmer yg tersisa 15 tahun yang lalu ...


------

CEO marmer tersebut menjelaskan bahwa setengah dari deposit marmer itu telah mereka jual segera setelah Kamal pergi 15 tahun yang lalu..


Kamal pun menjadi amat sedih....


Kamal meninggalkan pertemuan, dan ketika meninggalkan kantor mereka, dia bertemu dengan Sekretaris Kantor marmer tersebut dan memintanya untuk mencari informasi keberadaan orang yang telah membeli sisa deposit marmer itu..


Sekretaris Kantor mengatakan bahwa hal itu akan sulit diketahui jika tidak membuka arsip karena proses bisnis nya telah lama berlalu..


Namun atas permintaan Kamal, dia berjanji untuk mencari datanya di arsip tersebut...


Kamal pun memberikan alamat dan nomor kamar hotelnya, serta berjanji akan mengunjungi kembali keesokan harinya..


------

Pada hari berikutnya, 


Beberapa jam sebelum berangkat ke bandara, Kamal menerima panggilan telepon dari sekretaris yang mengatakan bahwa dia telah menemukan alamat pembeli...


Kamal pun segera menuju kantor yang dimaksud, ternyata pembelinya adalah sebuah perusahaan di Saudi Arabia..


------

Kemudian Kamal terbang ke Arab Saudi pada hari yg sama dan pada saat kedatangan, dia langsung pergi ke kantor perusahaan tersebut dan bertemu dengan Direkturnya..


Kamal pun bertanya kepadanya bagaimana kondisi marmer yang dia telah beli 15 tahun lalu dari Yunani..? 


Direktur itu berkata, dia tidak ingat..


Namun ia segera menghubungi bagian stok (perusahaan) dan bertanya kepada mereka tentang marmer putih dari Yunani, dan mereka mengatakan kepada nya bahwa semua marmer masih ada, dan tidak pernah digunakan.. 

Allahu Akbar !


Kamal mulai menangis seperti bayi, dan selanjutnya menceritakan kisah lengkapnya kepada pemilik perusahaan..


------

Kamal segera menyodorkan cek kosong (tanpa menulis besaran nilai transaksi) kepada pemilik marmer, dan memintanya menuliskan jumlah yang inginkan, berapa pun besarnya..


Ketika Pemilik marmer mengetahui bahwa marmer itu untuk pembangunan Masjid Nabawi di Madinah, dia berkata : 


▪️"Saya tidak akan menerima 1 Riyal pun..."


▪️"Allah lah yang membuat saya membeli marmer ini dan melupakannya, itu artinya marmer ini memang sudah ditakdirkan oleh Allah harus digunakan untuk Masjid Nabawi.."


Masya Allah...


Mari kita doakan Semoga Allah memberkati Kamal tempat mulia di Jannah, Aamiin....


_Ditulis oleh:_

Dr. Zaglool Al Najjar

seorang Ilmuwan Bumi.

Macam-macam Ukuran Atau Timbangan Dalam Syariat Islam

 # EDISI UKURAN-UKURAN DALAM SYARIAH #

KAMUS FIQIH

Kita sering menemukan dalam kitab Fiqih berbagai macam ukuran, tetapi ukuran tersebut terasa asing bagi kita, 

Maka ini kami cantumkan ukuran-ukuran tersebut dipadukan dengan ukuran Indonesia.

UKURAN PANJANG

1. Qoshobah (القصبة)

1 Qoshobah = 6 Dhiro’ = 6 x 61,6 cm = 3,696 m.

2. Jarib (الجريب)

Jarib : Ukuran Luas tanah, yang masing-masing panjang sisinya 60 Dziro’ Al-Hasyimy.

Di daerah mesir sering dikenal dengan istilah Faddan.

Luas 1 Jarib = 60 Dziro’ x 60 Dziro’ (3600 Dziro’) = 36,96 m x 36,96 cm = 1.366,0416 m2

3. Qodam (Kaki)

1 Qodam = 30,4 cm

4. Dziro’ (الذراع)

1 Dziro’ Al-Hasyimy yang dikehendaki dalam Kitab Fiqih = 32 Isba’,

1 Isba’ = 1,925 cm. Jadi 1 Dziro’ Al-Hasyimy = 32 x 1,925 cm = 61,6 cm

1 Dziro’ Mesir Kuno = 46,2 cm

5. Ba’ (الباع)

1 Ba’ = 4 Dziro’ = 244,8 cm

6. Qofiz (القفيز)

1 Qofiz = 1/10 Jarib = 136,60416 m2.

7. Gholwah (الغلوة)

1 Gholwah = 400 Dziro’ mesir Kuno = 18480 cm = 184,8 m

8. Mil (الميل)

1 mil = 4000 Dziro’ mesir Kuno = 1848 m

1 mil laut = 1848,32 m

9. Farsakh (فرسخ)

1 Farsakh = 3 mil = 5544 m Jarak Qoshor Sholat = 16 Farsakh = 88704 m = 88,704 km

10. Barid (بريد)

1 Barid Arab = 4 Farsakh = 22176 m = 22,176 km

11. Faddan (فدان)

1 Faddan Mesir = 4.200 5/6 m2.

1 Faddan Kuno = 5.929 m2.

12. Dunim (دونم)

1 Dunim = 1000 m2.

Ukuran Takaran

1. Sho’ (صاع)

1 Sho’ = 4 mud atau 5 1/3 Ritl Baghdad

1 Ritl Bagdad = 408 Gram

1 mud = 1 1/3 Ritl Baghdad

1 mud = 1 1/3 x 408 = 544 Gram

Jadi 1 Sho’ = 4 x 544 Gram = 2176 Gr = 2,176 Kg (Dibulatkan 2,5 Kg).

2. Rithl (رطل)

1 Rithl Baghdad = 408 Gram (128 4/7 Dirham)

1 Rithl Mesir = 450 Gram (144 Dirham)

3. Mud (مد)

1 Mud menurut Ukuran Ritl Mesir = 1 1/3 x 450 = 675 Gram (0, 688 Liter)

4. Qofiz (قفيز)

1 Qofiz = 12 Sho’ = 33 Liter = 8 Makuk

1 Makuk = 1,5 Sho’

5. Wasaq (وسق)

1 Wasaq = 60 Sho’ = 2,176 Gr x 60 = 130,6 Kg

Nishob Zakat ( 5 Wasaq) = 130,6 x 5 = 652,8 Kg.

6. Irdab (إرداب)

1 Irdab Mesir atau Arab = 24 Sho’ = 24 x 2,176 Kg = 52, 224 Kg.

7. Waibah (ويبة)

1 Waibah = 24 Mud = 24 x 544 Gram = 13,056 Kg.

8. Kurr (Ukuran takaran terbesar orang arab)

1 Kur = 720 Sho’ = 720 x 2,176 Kg = 1566,72 Kg

* Ukuran Timbangan dan Nuqud

1. Dinar

1 Dinar = 1 Misqol Emas = 4,25 Gram.

2. Mitsqol atau Dinar

1 Mitsqol = 20 Qiroth 

1 Qiroth = 0,2125 Gram Perak.

1 Mitsqol= 20 x 0,2125 = 4,25 Gram

3. Dirham

1 Dirham Arab = 7/10 Dinar = 7/10 x 4,25 Gram = 2,975 Gram

4. Daniq

1 Daniq = 1/6 Dirham = 1/6 x 2,975 Gram = 0,495 Gram

5. Habbah

1 Habbah = 0,06 Gram

6. Nawah

1 Nawah = 5 Dirham = 5 x 2,975 = 14,875 gram

7. Qinthor

1 Qinthor Syar’I = 1200 Uqiyah = 1200 x 119 = 142.800 Gram

8. Uqiyyah

1 Uqiyyah = 40 Dirham = 40 x 2,975 Gram = 119 Gram.

Referensi :

1. Fiqhu Al-Islami wa adillatuhu

2. Fathu Al-Qodir

والله أعلم

By : Forum Kajian Santri Lirboyo & Santri Online

Peristiwa Yang Terjadi Pada Malam Nisfu Syaban

Malam Nisfu Syaban selain menjadi malam yang mulia, ternyata pernah terjadi beberapa peristiwa penting. 
 Dilansir aceh.kemenag.go.id, berikut ini peristiwa penting yang terjadi pada malam Nisfu Syaban: 

1. Jatuhnya air mata Adam. 
 Nabi Adam merupakan Nabi sekaligus manusia pertama yang diciptakan Allah, diikuti Siti Hawa. Beliau yang berada di surga, terhasut omongan iblis untuk memakan buah yang diharamkan Allah SWT, yakni buah khuldi. Akibatnya, Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan ke bumi. 
 Saat mendarat, keduanya terpisah hingga membuat Nabi Adam menangis tiada henti. Air mata pertama Nabi Adam menetes tepat pada malam Nisfu Syaban. 

 2. Keluarnya air Zam-zam. 
 Air zam-zam merupakan buah usaha Siti Hajar yang berlari-lari pulang pergi sebanyak tujuh kali dari Bukit Safa ke Bukit Marwah untuk mencari air untuk Ismail kecil sambil memohon pada Allah. Atas izin Allah, air pun memancar di antara kedua kaki Ismail, yang kemudian diberi nama zam-zam. 

 3. Malaikat pergi ke rumah orang mukmin. Setiap malam Nisfu Syaban, malaikat akan mendatangi rumah-rumah orang mukmin untuk memberikan cap 

 Doa Mashur dan Mujarab di Bulan Sya'ban
بِسْمِ الله ِالرَحْمٰنِ الرَّحِيمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَـحْبِهِ وَسَـلَّمَ. اَللهم يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الطُّولِ وَالْإِنْعَامِ، لَا إله إِلَّا أَنْتَ ظَهْرُ اللَّاجِئِينَ، وَجَارُ الْمُسْتَجِيرِينَ، وَمَأْمَنُ الْخَائِفِينَ.
اَللهم إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ (فِي أُمِّ الْكِتَابِ) شَـقِـيًا أَوْ مَحْـرُومًـا أَوْ مَطْرُودًا أَوْ مُقْتَرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ، فَامْحُ اللهم بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَطَرْدِي وَإِقْتَارَ رِزْقِي، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيدًا مَرْزُوقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنَـزَّلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ: (يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ). إِلٰهِي بِالتَّجَلِّي الْأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمَ الَّتِي يُفْرَقُ فِيهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ وَيُبْرَمُ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَكْشَفَ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ مَا نَعْلَمُ وَمَا لَا نَعْلَمُ ، وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ ، إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . اِنْتَهَى
Doa Nabi Adam As
اَللهم إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّي وَعَلَانِيَتِي فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِي، وَتَعْلَمُ حَاجَتِي فَأَعْطِنِي سُؤْلِي، وَتَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي.
اَللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِي، وَيَقِينًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيبُنِي إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي، وَرَضِّنِي بِقَضَائِكَ.
فَأَوْحَى اللهُ إِلَيْهِ: يَا آدَمُ، إِنَّكَ دَعَوْتَنِي بِدُعَاءٍ فَاسْتَجَبْتُ لَكَ فِيهِ، وَلَنْ يَدْعُوَنِي بِهِ أَحَدٌ مِنْ ذُرِّيَّتِكَ إِلَّا اسْتَجَبْتُ لَهُ وَغَفَرْتُ لَهُ ذَنْبَهُ وَفَرَجْتُ هَمَّهُ وَغَمَّهُ وَاتَّجَرْتُ لَهُ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تَاجِرٍ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا رَاغِمَةً وَإِنْ كَانَ لَا يُرِيدُهَا. اِنْتَهَى
Doa Riwayat Ulama Salaf
اَللهم إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي. اَللهمّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِي الدِّينِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ

Doa Syaikh Abdul Qadir al-Jilani:
اَللهم إِذْ أَطْلَعْتَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ عَلَى خَلْقِكَ، فَعُدْ عَلَيْنَا بِمَنِّكَ وَعِتْقِكَ، وَقَدِّرْ لَنَا مِنْ فَضْلِكَ وَاسِعَ رِزْقِكَ، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يَقُومُ لَكَ فِيهَا بِبَعْضِ حَقِّكَ.
اَللهم مَنْ قَضَيْتَ فِيهَا بِوَفَاتِهِ فَاقْضِ مَعَ ذٰلِكَ لَهُ رَحْمَتَكَ، وَمَنْ قَدَّرْتَ طُولَ حَيَاتِهِ فَاجْعَلْ لَهُ مَعَ ذٰلِكَ نِعْمَتَكَ، وَبَلِّغْنَا مَا تَبْلُغُ الْآمَلُ إِلَيْهِ، يَا خَيْرَ مَنْ وَقَفَتِ الْأَقْدَامُ بَيْنَ يَدَيْهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
Doa al-Imam al-Habib Hasan bin Abdullah bin ‘Alawi al-Hadad
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ.
يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الطُّولِ وَالْإِنْعَامِ، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِينَ، وجَارَ الْمُسْتَجِيرِينَ، وَمَأْمَنَ الْخَائِفِينَ. اَللهم إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مَطْرُودًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَطَرْدِي وَتَقْتِيرَ رِزْقِي، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ سعيدًا مَرْزُوقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ. فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنَزَّلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ: (يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ). إِلٰهِي بِالتَّجَلِّي الْأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْمُكَّرمِ الَّتِي يُفْرَقُ فِيهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ وَيُبْرَمُ، اِكْشِفْ عَنِّي مِنَ الْبَلَاءِ مَا أَعْلَمُ، وَاغْفِرْ لِي مَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ.
اَللهم اجْعَلْنِي مِنْ أَعْظَمِ عِبَادِكَ حَظًّا وَنَصِيبًا فِي كُلِّ شَـيْءِ قَسَمْتَهُ فِي هٰذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ نُورٍ تَهْدِي بِهِ، أَوْ رَحْمَةٍ تَنْشُرُهَا، أُوْ رِزْقٍ تَبْسُطُهَ، أَوْ فَضْلٍ تَقْسِمُهُ عَلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِينَ، يَا اللهُ لاَ إِلهَ إلآ أنت .
اَللهم هَبْ لِي قَلْبًا نَقِيًّا مِنَ الشِّرْكِ بَرِيًّا وَلَا شَقِيًّا، وَقَلْبًا سَلِيمًا خَاشِعًا ضَارِعًا.
اَللهم امْلَأْ قَلْبِي بِنُورِكَ وَأَنْوَارِ مُشَاهَدَتِكَ، وَجَمَالِكَ وَكَمَالِكَ وَمَحَبَّتِكَ، وَعِصْمَتِكَ وَقُدْرَتِكَ وَعِلْمِكَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Jika Allah Mencintai Seorang Hamba Maka Akan Ditanamkan Kasih Sayang

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَحَبَّ اللَّهُ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ إِنِّي قَدْ أَحْبَبْتُ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ قَالَ فَيُنَادِي فِي السَّمَاءِ ثُمَّ تَنْزِلُ لَهُ الْمَحَبَّةُ فِي أَهْلِ الْأَرْضِ فَذَلِكَ قَوْلُ اللَّهِ
{ إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمْ الرَّحْمَنُ وُدًّا }
وَإِذَا أَبْغَضَ اللَّهُ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ إِنِّي أَبْغَضْتُ فُلَانًا فَيُنَادِي فِي السَّمَاءِ ثُمَّ تَنْزِلُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رَوَى عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَ هَذَا

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Suhail bin Abu Shalih dari ayahnya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Jika Allah mencintai seorang hamba, Jibril dipanggil: Sesungguhya Aku mencintai si fulan maka cintailah ia) lalu ia (Jibril) berseru di langit, maka turunlah kecintaan untuknya di kalangan penduduk bumi. Itulah yang disebut dalam firman Allah: 'Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.' (Maryam: 96) sedangkan jika Allah membenci seorang hamba dipanggillah Jibril (sesungguhnya Aku membenci si fulan) lalu Jibril berseru di langit kemudian turunlah kebencian itu ke bumi." Abu Isa) engatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Abdurrahman bin Abdullah bin Dinar meriwayatkan dari ayahnya dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam seperti hadits ini.
(HR. Tirmidzi: 3085)

Celakalah Bagi Yang Suka Berdusta Untuk Membuat Orang Lain Tertawa

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah ia, celakalah ia."

حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ بَهْزِ بْنِ حَكِيمٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad bin Musarhad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Bahz bin Hakim ia berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku dari Bapaknya ia berkata,
"Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah ia, celakalah ia."
(HR. Abu Daud: 4338)

Surat dari al qur'an yang dapat memberi syafa'at

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مَرْزُوقٍ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنَا قَتَادَةُ عَنْ عَبَّاسٍ الْجُشَمِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سُورَةٌ مِنْ الْقُرْآنِ ثَلَاثُونَ آيَةً تَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ

Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Marzuq telah mengabarkan kepada kami Syu'bah telah mengabarkan kepada kami Qatadah dari 'Abbas Al Jusyami dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ada suatu surat dari al qur'an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa'at bagi yang membacanya, sampai dia di ampuni, yaitu; "Tabaarakalladzii biyadihil mulku…"
(HR. Abu Daud: 1192)

Sesungguhnya Jampi-Jampi Dan Jimat Adalah Bentuk Kesyirikan

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ الْجَزَّارِ عَنْ ابْنِ أَخِي زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ قَالَتْ قُلْتُ لِمَ تَقُولُ هَذَا وَاللَّهِ لَقَدْ كَانَتْ عَيْنِي تَقْذِفُ وَكُنْتُ أَخْتَلِفُ إِلَى فُلَانٍ الْيَهُودِيِّ يَرْقِينِي فَإِذَا رَقَانِي سَكَنَتْ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ إِنَّمَا ذَاكَ عَمَلُ الشَّيْطَانِ كَانَ يَنْخُسُهَا بِيَدِهِ فَإِذَا رَقَاهَا كَفَّ عَنْهَا إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكِ أَنْ تَقُولِي كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَذْهِبْ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari 'Amru bin Murrah dari Yahya bin Al Jazzar dari anak saudara Zainab istri Abdullah, dari Zainab dari Abdullah ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya jampi-jampi, jimat dan tiwalah (menjadikan seorang wanita mencintai suaminya) adalah bentuk kesyirikan." 
Zainab berkata, "Aku katakan, 'Kenapa engkau mengucapkan hal ini? Demi Allah! Sungguh, mataku telah mengeluarkan air mata dan kotoran. Dan aku bolak-balik datang kepada Fulan seorang Yahudi yang menjampiku, apabila ia menjampiku maka mataku menjadi tenang?" 
Kemudian Abdullah menjawab, 'Sesungguhnya hal tersebut adalah perbuatan setan. Setan telah menusuk matanya menggunakan tangannya, kemudian apabila orang Yahudi tersebut menjampinya maka setan menahan tusukannya. Sebenarnya cukup bagimu mengucapkan sebagaimana yang diucapkan Rasulullah ﷺ: 
'ADZHIBIL BA`SA RABBAN NAASA ISYFI ANTA ASY SYAAFII LAA SYIFAA A ILLAA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMAN 
(Wahai Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit, sesungguhnya Engkau Pemberi kesembuhan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan efek penyakit) '."
(HR. Abu Daud: 3385) 

Dilarang Berjalan Di Depan Orang Yang Sedang Shalat

Sekiranya orang yang lewat di depan orang yang shalat mengetahui (dosa) yang akan di pikulnya, niscaya lebih baik baginya berdiri yang lamanya selama empat puluh, daripada lewat di depan orang yang shalat.

حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ
أَنَّ زَيْدَ بْنَ خَالِدٍ الْجُهَنِيَّ أَرْسَلَهُ إِلَى أَبِي جُهَيْمٍ يَسْأَلُهُ مَاذَا سَمِعَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَارِّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي فَقَالَ أَبُو جُهَيْمٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ قَالَ أَبُو النَّضْرِ لَا أَدْرِي قَالَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا أَوْ شَهْرًا أَوْ سَنَةً

Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari Malik dari Abu Nadlr bekas budak Umar bin Ubaidillah dari Busr bin Sa'id bahwa Zaid bin Khalid Al Juhani mengirinya menemui Abu Juhaim untuk menanyakan sesuatu yang pernah dia dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai seseorang yang lewat di depan orang yang shalat, maka Abu Juhaim berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sekiranya orang yang lewat di depan orang yang shalat mengetahui (dosa) yang akan di pikulnya, niscaya lebih baik baginya berdiri yang lamanya selama empat puluh, daripada lewat di depan orang yang shalat."
Abu Nadlr berkata; "Aku tidak tahu apakah yang di maksud empat puluh hari atau empat puluh bulan atau empat puluh tahun."
(HR. Abu Daud: 601)

Penduduk Neraka Yang Paling Ringan Siksanya Adalah

Ada seorang penduduk neraka yang paling ringan siksanya. Siapakah dia?

Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Penduduk neraka yang paling ringan siksanya adalah Abu Thalib, dia memakai kedua sandal sementara otaknya mendidih karena panasnya."

و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَهْوَنُ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا أَبُو طَالِبٍ وَهُوَ مُنْتَعِلٌ بِنَعْلَيْنِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Abu Utsman an-Nahdi dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Penduduk neraka yang paling ringan siksanya adalah Abu Thalib, dia memakai kedua sandal sementara otaknya mendidih karena panasnya."
(HR. Muslim: 312)

Seperti Apakah Bidadari Surga Itu? Inilah Penjelasan Di Dalam Al-Qur'an Dan Hadits


Inilah Dia Gambaran Bidadari Surga Menurut Al-Qur'an Dan Hadits


1. Perempuan Suci
Bidadari surga digambarkan dalam surah Al-Baqarah ayat 25.

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ‎﴿٢٥﴾‏

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah: 25)
 
Bidadari adalah perempuan yang tidak mengalami menstruasi, tidak nifas, buang air kecil dan buang air besar.
Ia juga tidak meludah, keluar ingus, dan kotoran seperti wanita dunia lainnya.
Selain itu, hatinya pun suci dari akhlak buruk, lisannya dijaga dari kata-kata kotor, cintanya suci karena hanya tertarik kepada suaminya.
Pakaiannya suci dari najis dan kotoran.

2. Cantik Lahir Batin
Gambaran lainnya adalah cantik lahir batin.

Dalam Ar-Rahmaan ayat 70, Allah berfirman bahwa di surga terdapat bidadari yang baik akhlaknya dan cantik parasnya.
Terkumpul kecantikan lahir dan batin pada bidadari surga itu.
فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ ‎﴿٧٠﴾‏

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.(QS Ar-Rahman: 70)

3. Dipingit dalam Rumah

Dalam surah Ar-Rahman 72, dikatakan bahwa rumah para bidadari surga terbuat dari mutiara.
Mereka yang berkulit putih bersih itu menyiapkan diri untuk suami mereka.
Mereka pun hanya keluar untuk berjalan-jalan di kebun dan taman surga seperti para putri raja.
حُورٌ مَّقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ ‎﴿٧٢﴾‏

(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.(QS Ar-Rahman: 72)

4. Menundukkan Pandangannya

Menurut surah Ar-Rahmaan 56-58, mereka menundukkan pandangan dan hanya terpusat pada suaminya.
Mereka tidak memandang pria lain serta tidak tertarik selain suaminya.
Selain itu, mereka juga menjaga untuk tidak keluar rumah mengumbar aurat pada pria selain suami mereka.

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ ‎﴿٥٦﴾‏

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.(QS Ar-Rahman: 56)
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ‎﴿٥٧﴾

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(QS Ar-Rahman: 57)
كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ ‎﴿٥٨﴾‏

Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.(QS Ar-Rahman: 58)

5. Berbadan Indah dan Sebaya

Di dalam Surah An-Naba’ 31-33 menggambarkan mereka berbadan indah dan diciptakan dengan umur sebaya pada usia puncak kematangan sekira usia 33 tahun. Mereka adalah gadis-gadis yang diciptakan selalu perawan yang sama umurnya dan tidak pernah tua.
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا ‎﴿٣١﴾‏ حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا ‎﴿٣٢﴾‏ وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا ‎﴿٣٣﴾‏

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,(QS An-Naba: 31)(yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,(QS An-Naba: 32)dan gadis-gadis remaja yang sebaya,(QS An-Naba: 33)

6. Belum Pernah Ada Sebelumnya

Sementara itu, dalam surah Al-Waqiah ayat 35-37, Allah berfirman bahwa bidadari surga adalah wanita yang diciptakan secara langsung.
Mereka tidak melalui proses kelahiran dan belum pernah ada di dunia sebelumnya. Selain itu, mereka juga diciptakan dengan bentuk dan sifat yang paling sempurna dan tidak dapat binasa.

إِنَّا أَنشَأْنَاهُنَّ إِنشَاءً ‎﴿٣٥﴾

Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung(QS Al-Waqi'ah: 35)
فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا ‎﴿٣٦﴾‏

dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.(QS Al-Waqi'ah: 36)
عُرُبًا أَتْرَابًا ‎﴿٣٧﴾

penuh cinta lagi sebaya umurnya.(QS Al-Waqi'ah: 37)

7. Kecantikan Sempurna

Di dalam surah Ad-Dukhan ayat 51—54 dijelaskan bahwa mereka adalah wanita jelita dengan kecantikan yang sempurna. Mereka juga memiliki mata yang jeli dan berbinar.
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ ‎﴿٥١﴾

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,(QS Ad-Dukhan: 51)
فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ ‎﴿٥٢﴾

(yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air;(QS Ad-Dukhan: 52)
يَلْبَسُونَ مِن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَقَابِلِينَ ‎﴿٥٣﴾

mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan,(QS Ad-Dukhan: 53)
كَذَٰلِكَ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ ‎﴿٥٤﴾

demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.(QS Ad-Dukhan: 54)

8. Belum Pernah Disentuh

Para bidadari surga ini belum pernah dinikahi dan disentuh oleh manusia, sebelum penghuni surga yang menjadi suami mereka.

9. Menjaga Kehormatan Diri

Gambaran lainnya adalah mereka wanita-wanita yang menjaga kehormatan dirinya. Mereka tidak memandang lelaki kecuali suami mereka, tidak liar pandangannya, dan jeli matanya. Gambarannya ibarat mutiara yang tersimpan, bermata indah, lebar, dan berbinar sebagaimana surah Ash-Shaffat ayat 48—49.
وَعِندَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ ‎﴿٤٨﴾‏

Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya,(QS Ash-Shaffat: 48)
كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَّكْنُونٌ ‎﴿٤٩﴾‏

seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik.(QS Ash-Shaffat: 48)

10. Harumnya Semerbak

Hadis Bukhari dan Muslim menggambarkan bahwa mereka memiliki bau harum yang semerbak. Bisa diibaratkan, jika mereka diturunkan ke bumi harum tubuhnya akan memenuhi langit dan bumi.

11. Tidak ada yang Menyerupai 

Dalam hadis Rasulullah SAW juga menggambarkan bahwa kecantikannya tidak ada yang menyerupai makhluk di bumi. Wajahnya sangat bercahaya seperti rembulan dan bintang. Namun, keindahan itu tak lekas menghilangkan kecemburua pada perempuan saleha yang ada di dunia.
Rasulullah mengungkapkan perempuan saleha yang di dunia lebih istimewa dari bidadari karena salatnya, shaum, dan ibadahnya.
قَالَ وَسَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَرَوْحَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ غَدْوَةٌ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَلَقَابُ قَوْسِ أَحَدِكُمْ مِنْ الْجَنَّةِ أَوْ مَوْضِعُ قِيدٍ يَعْنِي سَوْطَهُ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلَأَتْهُ رِيحًا وَلَنَصِيفُهَا عَلَى رَأْسِهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya. Berkata, danaku mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
"Pergi keluar berperang di jalan Allah pada awal (pagi) hari atau pergi keluar berperang pada akhir (siang) hari lebih baik dari pada dunia dan seisinya. 
Dan sungguh panjang (sehasta) busur panah seorang dari kalian di surga atau tempat (sarung) cambuknya lebih baik dari dunia dan seisinya. 
Dan seandainya seorang perempuan (bidadari) penduduk surga muncul di tengah penduduk bumi niscaya ia akan menerangi apa yang ada diantara keduanya (cakrawala langit dan bumi) dan arama wanginya akan memenuhi cakrawala itu dan sungguh kerudung yang ada di kepalanya itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya".
(HR. Bukhari: 2587)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُنِيرٍ سَمِعَ أَبَا النَّضْرِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رِبَاطُ يَوْمٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا وَمَوْضِعُ سَوْطِ أَحَدِكُمْ مِنْ الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا وَالرَّوْحَةُ يَرُوحُهَا الْعَبْدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ الْغَدْوَةُ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا

Artinya:
Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Munir dia mendengar Abu An-Nadhar telah bercerita kepada kami 'Abdur Rahman bin 'Abdullah bin Dinar dari Abu Hazim dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idiy radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ribath (bersiap siaga) satu hari di jalan Allah lebih baik dari dunia dan apa saja yang ada diatasnya dan tempat cambuk seorang dari kalian di surga lebih baik dari pada dunia dan apa saja yang ada diatasnya dan berangkat pada awal hari (pagi) atau berangkat pada akhir hari (siang) untuk berperang di jalan Allah lebih baik dari pada dunia dan apa saja yang ada diatasnya
(HR Bukhari: 2678)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَهْلٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَوْضِعُ سَوْطٍ فِي الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَلَغَدْوَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُنِيرٍ سَمِعَ أَبَا النَّضْرِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رِبَاطُ يَوْمٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا وَمَوْضِعُ سَوْطِ أَحَدِكُمْ مِنْ الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا وَالرَّوْحَةُ يَرُوحُهَا الْعَبْدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ الْغَدْوَةُ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا

Artinya:
61.4/5936. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abu Hazim dari Ayahnya dari Sahl dia berkata; saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tempat cemeti di surga itu lebih baik dari dunia dan seisinya, sungguh berpagi-pagi atau sore hari di jalan Allah itu lebih baik daripada dunia seisinya." 
(HR Bukhari: 5936)



وَقَالَ غَدْوَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَلَقَابُ قَوْسِ أَحَدِكُمْ أَوْ مَوْضِعُ قَدَمٍ مِنْ الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلَأَتْ مَا بَيْنَهُمَا رِيحًا وَلَنَصِيفُهَا يَعْنِي الْخِمَارَ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Artinya:
61.151/6083. Dan (masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya -dari Anas bin Malik-) Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Berpagi hari atau bersore hari fi sabilillah adalah lebih baik daripada dunia seisinya, dan nilai busur panah salah seorang dari kalian atau tempat kaki di surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya. Kalaulah bidadari surga muncul ke bumi, niscaya akan menerangi yang ada diantara keduanya dan memenuhi keduanya dengan wewangian, dan kerudung (bidadari) lebih baik daripada dunia dan seisinya." 
(HR Bukhari: 6083)

Masih banyak hadits terkait lainnya tentang gambaran surga serta bidadarinya yang bisa di buka di:
 
 Muslim-3492, Muslim-3493, Muslim-3494, Tirmidzi-1572, Tirmidzi-1573, Tirmidzi-1575, Tirmidzi-1587, Ibnu Majah-2745, Ibnu Majah-2746, Ibnu Majah-2747, Ahmad-2203, Ahmad-10463, Ahmad-10482, Ahmad-11900, Ahmad-11984, Ahmad-12098, Ahmad-12141, Ahmad-12685, Ahmad-13280, Ahmad-15009, Ahmad-15012, Ahmad-15013, Ahmad-15014, Ahmad-15015, Ahmad-15017, Ahmad-15018, Ahmad-15019, Ahmad-15020, Ahmad-16877, Ahmad-21732, Ahmad-21777, Ahmad-21788, Ahmad-21798, Ahmad-21802, Ahmad-25994, Darimi-2291


Tanda-tanda Sudah Dekat Akan Hari Kiamat Sesuai Hadits Nabi

tanda-tanda kiamat
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ

telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Az Zinad dari 'Abdurrahman Al A'raj dari Abu Hurairah ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian."
(HR. Bukhari: 978)

Orang Yang Mati Ketika Wukuf Akan Dibangkitkan Di Hari Qiyamat Dalam Keadaan Bertalbiyyah


بَيْنَمَا رَجُلٌ وَاقِفٌ بِعَرَفَةَ إِذْ وَقَعَ عَنْ رَاحِلَتِهِ فَوَقَصَتْهُ أَوْ قَالَ فَأَوْقَصَتْهُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْنِ وَلَا تُحَنِّطُوهُ وَلَا تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ فَإِنَّهُ يُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّيًا

Telah menceritakan kepada kami Abu An-Nu'man telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhum berkata;
"Ada seorang laki-laki ketika sedang wukuf di 'Arafah terjatuh dari hewan tunggangannya sehingga ia terinjak" atau dia Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Hingga orang itu mati seketika".
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata:
"Mandikanlah dia dengan air yang dicampur daun bidara dan kafanilah dengan dua helai kain dan janganlah diberi wewangian dan jangan pula diberi tutup kepala (serban) karena dia nanti akan dibangkitkan pada hari qiyamat dalam keadaan bertalbiyyah".
(HR. Bukhari: 1186)


Hadits Terkait:
  1. Bukhari-1186
  2. Bukhari-1187
  3. Bukhari-1188
  4. Bukhari-1189
  5. Bukhari-1717
  6. Bukhari-1718
  7. Bukhari-1719
  8. Muslim-2092
  9. Muslim-2093
  10. Muslim-2095
  11. Muslim-2096
  12. Tirmidzi-874
  13. Nasa'i-2665
  14. Nasa'i-2666
  15. Nasa'i-2804
  16. Nasa'i-2805
  17. Nasa'i-2806
  18. Ibnu Majah-3075
  19. Ahmad-1753
  20. Ahmad-2873
  21. Ahmad-2916
  22. Darimi-1779

Ancaman Bagi Orang Yang Berdusta Atas Nama Nabi

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُبَيْدٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ الْمُغِيرَةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ نِيحَ عَلَيْهِ يُعَذَّبُ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ubaid dari 'Ali bin Rabi'ah dari Al Mughirah radliallahu 'anhu berkata; Aku mendengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Sesungguhnya berdusta kepadaku tidak sama dengan orang yang berdusta kepada orang lain. Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia bersiap-siap (mendapat) tempat duduknya di neraka. Aku juga mendengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa yang meratapi mayat maka mayat itu akan disiksa disebabkan ratapan kepadanya".
(HR. Bukhari: 1209)

Doa Umar bin Khaththab Memohon Agar Dimatikan Di Madinah


حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةً فِي سَبِيلِكَ وَاجْعَلْ مَوْتِي فِي بَلَدِ رَسُولِكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَقَالَ ابْنُ زُرَيْعٍ عَنْ رَوْحِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَتْ سَمِعْتُ عُمَرَ نَحْوَهُ وَقَالَ هِشَامٌ عَنْ زَيْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ حَفْصَةَ سَمِعْتُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Khalid bin Yazid dari Sa'id bin Abu Hilal dari Zaid bin Aslam dari bapaknya dari 'Umar radliallahu 'anhu berkata:
"Ya Allah berilah aku mati syahid dijalanMu, dan jadikanlah kematianku di negeri RasulMu, shallallahu 'alaihi wasallam).
Dan Ibnu Zurai' berkata, dari Rauh bin Al Qasim dari Zaid bin Aslam dari bapaknya dari Hafshah binti 'Umar radliallahu 'anhuma berkata; "Aku mendengar 'Umar seperti hadits ini". Dan Hisyam berkata, dari Zaid dari bapaknya dari Hafshah; Aku mendengar 'Umar radliallahu 'anhu.
(HR. Bukhari: 1757)

Hadits Terkait:
  1. Bukhari-1757
  2. Malik-878

Rasulullah Memanggil Orang Kafir Yang Mati Di Sumur Badar

Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, kalian tidak lebih mendengar ucapanku melebihi mereka, hanya saja mereka tidak bisa menjawab." Setelah itu beliau memerintahkan, mereka diseret lalu dilemparkan di sumur Badar.
حَدَّثَنَا هَدَّابُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَكَ قَتْلَى بَدْرٍ ثَلَاثًا ثُمَّ أَتَاهُمْ فَقَامَ عَلَيْهِمْ فَنَادَاهُمْ فَقَالَ يَا أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ يَا أُمَيَّةَ بْنَ خَلَفٍ يَا عُتْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ يَا شَيْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ أَلَيْسَ قَدْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا فَإِنِّي قَدْ وَجَدْتُ مَا وَعَدَنِي رَبِّي حَقًّا فَسَمِعَ عُمَرُ قَوْلَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَسْمَعُوا وَأَنَّى يُجِيبُوا وَقَدْ جَيَّفُوا قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُولُ مِنْهُمْ وَلَكِنَّهُمْ لَا يَقْدِرُونَ أَنْ يُجِيبُوا ثُمَّ أَمَرَ بِهِمْ فَسُحِبُوا فَأُلْقُوا فِي قَلِيبِ بَدْرٍ
حَدَّثَنِي يُوسُفُ بْنُ حَمَّادٍ الْمَعْنِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِي طَلْحَةَ ح و حَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ ذَكَرَ لَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ عَنْ أَبِي طَلْحَةَ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ وَظَهَرَ عَلَيْهِمْ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِبِضْعَةٍ وَعِشْرِينَ رَجُلًا وَفِي حَدِيثِ رَوْحٍ بِأَرْبَعَةٍ وَعِشْرِينَ رَجُلًا مِنْ صَنَادِيدِ قُرَيْشٍ فَأُلْقُوا فِي طَوِيٍّ مِنْ أَطْوَاءِ بَدْرٍ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِمَعْنَى حَدِيثِ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ

Telah menceritakan kepada kami Hadbah bin Khalid telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit Al Bunani dari Anas bin Malik
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam meninggalkan jenazah perang Badar tiga kali, setelah itu beliau mendatangi mereka, beliau berdiri dan memanggil-manggil mereka, beliau bersabda: "Hai Abu Jahal bin Hisyam, hai Umaiyah bin Khalaf, hai Utbah bin Rabi'ah, hai Syaibah bin Rabi'ah, bukankah kalian telah menemukan kebenaran janji Rabb kalian, sesungguhnya aku telah menemukan kebenaran janji Rabbku yang dijanjikan padaku."
Umar mendengar ucapan nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, ia berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana mereka mendengar dan bagaimana mereka menjawab, mereka telah menjadi bangkai?
Beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, kalian tidak lebih mendengar ucapanku melebihi mereka, hanya saja mereka tidak bisa menjawab." Setelah itu beliau memerintahkan, mereka diseret lalu dilemparkan di sumur Badar.
Telah menceritakan kepadaku Yusuf bin Hammad Al Ma'ni telah menceritakan kepada kami Abdul A'la dari Sa'id dari Qatadah dari Anas bin Malik dari Abu Thalhah.
Telah menceritakannya kepadaku Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami Rauh bin Ubadah telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Urubah dari Qatadah berkata: Anas bin Malik menyebutkan kepada kami dari Abu Thalhah berkata: Saat perang Badar dan nabi Allah menang mengalahkan mereka, beliau memerintahkan duapuluh sekian orang -hadits Rauh menyebut duapuluh empat pembesar Quraisy- lalu dilemparkan ke salah satu sumur Badar. Ia menyebut hadits yang semakna dengan hadits Tsabit bin Anas.
(HR. Muslim: 5121)

Rasulullah Berbicara Dengan Jasad-jasad Yang Tidak Bernyawa

Umar berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana Tuan berbicara dengan jasad-jasad tidak bernyawa? Beliau bersabda: "Kalian tidak lebih mendengar ucapanku melebihi mereka, hanya saja mereka tidak bisa menjawabku sedikit pun."
حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ عُمَرَ بْنِ سَلِيطٍ الْهُذَلِيُّ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ قَالَ قَالَ أَنَسٌ كُنْتُ مَعَ عُمَرَ ح و حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
كُنَّا مَعَ عُمَرَ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ فَتَرَاءَيْنَا الْهِلَالَ وَكُنْتُ رَجُلًا حَدِيدَ الْبَصَرِ فَرَأَيْتُهُ وَلَيْسَ أَحَدٌ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَآهُ غَيْرِي قَالَ فَجَعَلْتُ أَقُولُ لِعُمَرَ أَمَا تَرَاهُ فَجَعَلَ لَا يَرَاهُ قَالَ يَقُولُ عُمَرُ سَأَرَاهُ وَأَنَا مُسْتَلْقٍ عَلَى فِرَاشِي ثُمَّ أَنْشَأَ يُحَدِّثُنَا عَنْ أَهْلِ بَدْرٍ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُرِينَا مَصَارِعَ أَهْلِ بَدْرٍ بِالْأَمْسِ يَقُولُ هَذَا مَصْرَعُ فُلَانٍ غَدًا إِنْ شَاءَ اللَّهُ قَالَ فَقَالَ عُمَرُ فَوَالَّذِي بَعَثَهُ بِالْحَقِّ مَا أَخْطَئُوا الْحُدُودَ الَّتِي حَدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَجُعِلُوا فِي بِئْرٍ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ فَانْطَلَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى انْتَهَى إِلَيْهِمْ فَقَالَ يَا فُلَانَ بْنَ فُلَانٍ وَيَا فُلَانَ بْنَ فُلَانٍ هَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَكُمْ اللَّهُ وَرَسُولُهُ حَقًّا فَإِنِّي قَدْ وَجَدْتُ مَا وَعَدَنِي اللَّهُ حَقًّا قَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تُكَلِّمُ أَجْسَادًا لَا أَرْوَاحَ فِيهَا قَالَ مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُولُ مِنْهُمْ غَيْرَ أَنَّهُمْ لَا يَسْتَطِيعُونَ أَنْ يَرُدُّوا عَلَيَّ شَيْئًا

Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Umar bin Salith Al Hudzali telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Al Mughirah dari Tsabit berkata: Anas berkata: Aku bersama Umar. Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farrukh, teks miliknya, telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Al Mughirah dari Tsabit dari Anas bin Malik berkata:
Kami bersama Umar diantara Makkah dan Madinah, kami melihat hilal, aku adalah orang yang berpenglihatan tajam, aku melihatnya, tapi tiadk seorang pun mengira bahwa tidak ada melihatnya selainku.
Anas berkata: Aku berkata kepada Umar: Apa kau tidak melihatnya? Ia tidak melihatnya, ia berkata: Aku akan melihatnya dengan berbaring di atas hamparanku.
Lalu ia menceritakan kepada kami tentang tentara-tentara Badar, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam memperlihatkan tempat kematian tentara-tentara Badar kemarin, beliau bersabda: "Ini tempat kematian fulan besok, insya Allah."
Anas berkata: Umar berkata: Demi Dzat yang mengutusnya dengan kebenaran, mereka tidak melenceng dari batasan yang ditentukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam."
Ia berkata: Mereka ditempatkan dilubang tanah satu sama lain, lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bergegas hingga tiba menemui mereka, beliau memanggil: "Hai fulan bin fulan, hai fulan bin fulan, apakah kalian mendapatkan kebenaran janji Allah dan rasulNya, sesungguhnya aku telah menemukan kebenaran janji Allah yang dijanjikan padaku."
Umar berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana Tuan berbicara dengan jasad-jasad tidak bernyawa? Beliau bersabda: "Kalian tidak lebih mendengar ucapanku melebihi mereka, hanya saja mereka tidak bisa menjawabku sedikit pun."
(HR. Muslim: 5120)

Sesungguhnya Mayit Bisa Mendengar Derapan Sandal Pengantarnya

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya mayit bila telah diletakkan dikuburnya, ia mendengar derapan sandal mereka saat mereka pulang."
و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِنْهَالٍ الضَّرِيرُ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمَيِّتَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ إِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ إِذَا انْصَرَفُوا
>حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ زُرَارَةَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي ابْنَ عَطَاءٍ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ فَذَكَرَ بِمِثْلِ حَدِيثِ شَيْبَانَ عَنْ قَتَادَةَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Minhal Adh Dharir telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Arubah dari Qatadah dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya mayit bila telah diletakkan dikuburnya, ia mendengar derapan sandal mereka saat mereka pulang."
Telah menceritakan kepadaku Amru bin Zurarah telah mengkhabarkan kepada kami Abdulwahhab bin Atho` dari Sa'id dari Qatadah dari Anas bin Malik nabi Allah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Bila ia diletakkan dikuburnya dan teman-temannya pulang." Ia menyebut seperti hadits Syaiban dari Qatadah.
(HR. Muslim: 5116)
© all rights reserved
made with by templateszoo