Tampilkan postingan dengan label Tafsir Ibnu Katsir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tafsir Ibnu Katsir. Tampilkan semua postingan

PENDAHULUAN

مُقَدِّمَةُ ابْنِ كَثِيرٍ
بسم الله الرّحمن الرّحيم

1. AL-FAATIHAH (7)


سورة الفاتحة
(Pembukaan) Makkiyyah, 7 ayat.
Surat ini dinamakan Al-Fatihah —yakni Fatihatul Kitab— hanya secara tulisan; dengan surat ini bacaan dalam salat dimulai. Surat ini disebut pula Ummul Kitab menurut jumhur ulama —seperti yang dituturkan oleh Anas, Al-Hasan, dan Ibnu Sirin— karena mereka tidak suka menyebutnya dengan istilah Fatihatul Kitab.

2. AL-BAQARAH ( 286 )


تَفْسِيرُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ
(Sapi Betina)
Madaniyyah, 286 ayat,
kecuali ayat 281 turun di Mina sewaktu Haji Wada' (haji perpisahan)


3. ALI IMRAAN ( 200 )


تَفْسِيرُ سُورَةِ آلِ عِمْرَانَ
(Keluarga Imran)
Madaniyyah, 200 ayat, turun sesudah surat Al-Anfal
Permulaan surat ini sampai dengan ayat yang kedelapan puluh tiga diturunkan berkenaan dengan delegasi dari Najran, kedatangan mereka pada tahun sembilan Hijriah; seperti yang akan diterangkan nanti dalam tafsir ayat Mubahalah, merupakan bagian darinya. Kami mengetengahkan semua hadis dan asar yang menyangkut keutamaan surat ini bersama surat Al-Baqarah, yaitu dalam permulaan surat Al-Baqarah.



4. AN-NISAA ( 176 )

تَفْسِيرُ سُورَةِ النسَاء
(Wanita)
Madaniyyah, 176 ayat, turun sesudah surat Al-Mumtahanah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa surat An-Nisa diturunkan di Madinah.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih, dari Abdullah ibnuz Zubair dan Zaid ibnu Sabit.
رَوَى ابْنُ مَرْدَوَيْهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، وَزَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ، ورَوَى مِنْ طَرِيقِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ لَهِيعة، عَنِ أَخِيهِ عِيسَى، عَنْ عِكْرمة عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ سُورَةُ النِّسَاءِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَا حَبْس "
Ibnu Murdawaih meriwayatkan melalui jalur Abdullah ibnu Luhai'ah, dari saudaranya (yaitu Isa) dari Ikrimah. dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa ketika surat An-Nisa diturunkan, Rasulullah Saw. bersabda, "Tidak ada tahanan lagi."
Imam Hakim mengatakan di dalam kitab Mustadrak-nya telah menceritakan kepada kami Abul Abbas Muhammad ibnu Ya'qub. telah menceritakan kepada kami Abul Buhturi Abdullah ibnu Muhammad ibnu Syakir, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bisyr Al-Abdi, telah menceritakan kepada kami Mis'ar ibnu Kidam, dari Ma'n ibnu Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan, "Di dalam surat An-Nisa terdapat lima ayat yang tidak suka hal itu bagiku bila ditukar dengan dunia dan seisinya," yaitu firman-Nya: Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah. (An-Nisa: 40), hingga akhir ayat. Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian (dosa-dosa kalian yang kecil). (An-Nisa: 31), hingga akhir ayat. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya (An-Nisa: 48, dan 116), hingga akhir ayat. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu.(An-Nisa: 64), hingga akhir ayat.
Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa sanad asar ini sahih jika Abdur Rahman pernah mendengar dari ayahnya.
Namun dalam hal ini telah berbeda pendapat, Abdur Razzak mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari seorang laki-laki, dari lbnu Mas'ud yang mengatakan bahwa 'Ada lima ayat dari surat An-Nisa yang lebih aku cintai daripada dunia seluruhnya," yaitu firman-Nya: Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian (dosa-dosa kalian yang kecil). (An-Nisa: 31); dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya. (An-Nisa: 40); Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya (An-Nisa: 48, dan 116), Dan barang siapa yang mengenakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nisa: 110)
Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir.
Kemudian ia meriwayatkan melalui jalur Saleh Al-Murri, dari Qatadah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ada delapan buah ayat yang diturunkan di dalam surat An-Nisa yang lebih baik bagi umat ini daripada semua yang matahari terbit dan tenggelam padanya. Pertama adalah firman-Nya: Allah hendak menerangkan (hukum-hukum syariat-Nya) kepada kalian dan menunjuki kalian kepada jalan-jalan orang yang sebelum kalian (para nabi dan salihin) dan (hendak) menerima taubat kalian. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (An-Nisa: 26); Yang kedua adalah firman-Nya: Dan Allah hendak menerima tobat kalian, sedangkan orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kalian berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (An-Nisa: 27); Yang ketiga yaitu firman-Nya: Allah hendak memberikan keringanan kepada kalian, dan manusia dijadikan bersifat lemah. (An-Nisa: 28)
Kemudian ayat-ayat berikutnya sama saja dengan lima ayat yang terdapat di dalam perkataan Ibnu Mas’ud tadi yang telah kami terangkan di atas.
Imam Hakim meriwayatkan melalui jalur Abu Na'im, dari Sufyan ibnu Uyaynah, dari Abdullah ibnu Abu Yazid, dari Ibnu Abu Mulaikah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Abbas berkata, "Bertanyalah kepadaku tentang surat An-Nisa, karena sesungguhnya aku telah membaca Al-Qur'an sejak aku masih kecil."
Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa asar ini sahih dengan syarat Syaikhain (Imam Bukhari dan Imam Muslim), tetapi keduanya tidak mengetengahkannya.

5. AL-MAAIDAH ( 120 )


تَفْسِيرُ سُورَةِ الْمَائِدَةِ
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو النَّضر، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ شَيْبان، عَنْ لَيْث، عَنْ شَهر بْنِ حَوْشَب، عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَتْ: إِنِّي لَآخِذَةٌ بزِمَام العَضْباء ناقةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذْ نَزَلَتْ عَلَيْهِ الْمَائِدَةُ كُلُّهَا، وَكَادَتْ مِنْ ثِقْلِهَا تَدُقّ عَضُد الناقةَ
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abun Nadr, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah Syaiban, dari Lais, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma binti Yazid yang mence­ritakan, "Sesungguhnya aku benar-benar sedang memegang tali unta Adba’ (unta kendaraan Rasulullah Saw.) ketika diturunkan kepadanya surat Al-Maidah seluruhnya. Hampir saja paha unta itu patah karena beratnya wahyu (yang sedang turun kepada Nabi Saw.).
وَرَوَى ابْنُ مَرْدُويه مِنْ حَدِيثِ صَالِحِ بنِ سُهَيْل، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ قَالَ: حَدَّثَتْنِي أُمُّ عَمْرٍو، عَنْ عَمِّهَا؛ أَنَّهُ كَانَ فِي مَسِير مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فنزلت عَلَيْهِ سُورَةُ الْمَائِدَةِ، فاندَقَّ عُنُق الرَّاحِلَةِ مِنْ ثِقْلِهَا
Ibnu Murdawaih meriwayatkan melalui hadis Saleh ibnu Sahi, dari Asim Al-Ahwal yang menceritakan, telah menceritakan kepada­nya Ummu Amr, dari pamannya, bahwa ia sedang dalam perjalanan bersama Rasulullah Saw., lalu turunlah surat Al-Maidah kepada Ra­sulullah Saw. Maka leher unta kendaraannya menunduk, tak dapat tegak, karena beratnya surat Al-Maidah yang sedang diturunkan.
وَقَالَ أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا حَسَنٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَة، حَدَّثَنِي حُيَيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الحُبُلي عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: أُنْزِلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُورَةُ الْمَائِدَةِ وَهُوَ رَاكِبٌ عَلَى رَاحِلَتِهِ، فَلَمْ تَسْتَطِعْ أَنْ تَحْمِلَهُ، فَنَزَلَ عَنْهَا.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Luhai'ah, telah mence­ritakan kepadaku Huyay ibnu Abdullah, dari Abu Abdur Rahman Al-Habli, dari Abdullah ibnu Amr yang menceritakan bahwa diturunkan kepada Rasulullah Saw. surat Al-Maidah ketika beliau sedang berada di atas unta kendaraannya. Maka unta kendaraannya tidak mampu membawanya. Akhirnya Nabi Saw. turun dari unta kendaraannya.
Hadis ini diriwayatkan secara munfarid oleh Imam Ahmad.
وَقَدْ رَوَى التِّرْمِذِيُّ عَنْ قُتَيْبَة، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْب، عَنْ حُيَيٍّ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: آخِرُ سُورَةٍ أُنْزِلَتْ: سُورَةُ الْمَائِدَةِ وَالْفَتْحِ، ثُمَّ قَالَ التِّرْمِذِيُّ: هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ حَسَنٌ.
Imam Turmuzi meriwayatkan dari Qutaibah, dari Abdullah ibnu Wahb, dari Huyay, dari Abu Abdur Rahman, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa surat yang paling akhir diturunkan adalah Al-Maidah dan Al-Fath. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bah­wa hadis berpredikat garib hasan.
وَقَدْ رُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ: آخِرُ سُورَةٍ أُنْزِلَتْ: " إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ "
Imam Turmuzi meriwayatkan melalui Ibnu Abbas yang mengata­kan bahwa surat yang paling akhir diturunkan adalah firman-Nya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (An-Nasr 1), hingga akhir surat.
Yang dimaksud adalah surat Al-Fath atau surat An-Nasr.
Imam Hakim meriwayatkan di dalam kitab Mustadrak-nya melalui jalur Ab­dullah ibnu Wahb berikut sanadnya, semisal dengan riwayat Imam Turmuzi. Kemudian ia mengatakan bahwa hadis berpredikat sahih de­ngan syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak mengetengahkannya.
قَالَ الْحَاكِمُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، حَدَّثَنَا بَحْرُ بْنُ نَصْرٍ قَالَ: قُرئ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْب، أَخْبَرَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ أَبِي الزَّاهِرِيَّةِ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْر قَالَ: حَجَجْتُ فَدَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ، فَقَالَتْ لِي: يَا جُبَيْرُ، تَقْرَأُ الْمَائِدَةَ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ. فَقَالَتْ: أَمَا إِنَّهَا آخِرُ سُورَةٍ نَزَلَتْ فَمَا وَجَدْتُمْ فِيهَا مِنْ حَلَالٍ فَاسْتَحِلُّوهُ، وَمَا وَجَدْتُمْ فِيهَا من حرام فحرموه.
Imam Hakim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abul Abbas Muhammad ibnu Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Nasr yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Wahb telah menyebutkan kepadaku, telah menceritakan kepadanya Mu'awi­yah ibnu Saleh, dari Abuz Zahiriyah, dari Jubair ibnu Nafir yang menceritakan bahwa ia pernah pergi haji, lalu masuk menemui Siti Aisyah. kemudian Siti Aisyah bertanya, "Hai Jubair, apakah kamu hafal surat Al-Maidah?" Aku menjawab, "Ya." Siti Aisyah berkata, "Ingatlah, sesungguhnya Al-Maidah itu merupakan surat yang paling akhir diturunkan. Maka apa saja perkara halal yang kamu jumpai padanya, halalkanlah; dan apa saja perkara haram yang kamu jumpai padanya, haramkanlah."
Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa asar ini sahih dengan syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak menge­tengahkannya.
وَرَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَهْدِيٍّ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ، وَزَادَ: وَسَأَلْتُهَا عَنْ خُلُق رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتِ: الْقُرْآنُ.
Imam Ahmad meriwayatkannya dari Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Muawiyah ibnu Saleh; di dalamnya ditambahkan bahwa ia mena­nyakan kepada Siti Aisyah tentang akhlak Rasulullah Saw. Maka Siti Aisyah menjawab bahwa akhlak beliau Saw. adalah Al-Qur’an (yakni semua yang ada di dalam Al-Qur’an).
Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Ibnu Mahdi.

6. AL-AN´AAM ( 165 )


تَفْسِيرُ سُورَةِ الْأَنْعَامِ
(Binatang Ternak)
Makkiyah, 165 ayat kecuali ayat: 20, 23, 91, 93, 114, 141, 151, 152, 153 Madaniyyah
Turun sesudah surat Al-Hijr
Al-Aufi, Ikrimah, dan Ata telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa surat Al-An'am diturunkan di Mekah.
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Minhal, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ali ibnu Zaid, dari Yusuf ibnu Mahran, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa surat Al-An'am diturunkan di Mekah di malam hari sekaligus, di sekeli­lingnya terdapat tujuh puluh ribu malaikat, semuanya mengumandangkan tasbih di sekitarnya.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Lais, dari Syahr Ibnu Hausyab, dari Asma binti Yazid yang mengatakan, "Surat Al-An'am diturunkan kepada Nabi Saw. sekaligus, sedangkan saat itu aku memegang tali kendali untanya. Sesungguhnya hampir saja surat ini mematahkan tulang-tulang unta yang dinaikinya karena beratnya surat Al-An'am yang sedang diturunkan."
Syarik telah meriwayatkan dari Lais, dari Syahr, dari Asma yang mengatakan bahwa surat Al-An'am diturunkan kepada Rasulullah Saw. ketika beliau sedang dalam perjalanannya dengan diiringi oleh sejumlah besar malaikat; jumlah mereka menutupi semua yang ada di antara langit dan bumi.
As-Saddi telah meriwayatkan dari Murrah, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa surat Al-An'am diturunkan dengan diiringi oleh tujuh puluh ribu malaikat. Hal yang semisal telah diriwayat­kan pula melalui jalur lain, bersumber dari Ibnu Mas'ud.
قَالَ الْحَاكِمُ فِي مُسْتَدْرَكِهِ: حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الْحَافِظُ، وَأَبُو الْفَضْلِ الْحَسَنِ بْنُ يَعْقُوبَ الْعَدْلُ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ الْعَبْدِيُّ، أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ عَوْن، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّدِّي، حَدَّثَنَا مُحَمَّدِ بْنِ المُنْكَدِر، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ سُورَةُ الْأَنْعَامِ سَبّح رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: " لَقَدْ شَيَّعَ هَذِهِ السُّورَةَ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مَا سَدَّ الْأُفُقَ "
Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya. mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Muhammad ibnu Ya'qub Al-Hafiz dan Abul Fadl, yaitu Al-Hasan ibnu Ya'qub Al-Adi; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul Wahhab Al-Abdi, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Aun, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Abdur Rahman As-Saddi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir yang mengatakan bahwa ketika surat Al-An'am diturunkan, Rasulullah Saw. membaca tasbih, kemudian bersabda: Sesungguhnya surat ini diiringi oleh para malaikat (yang jumlahnya) menutupi cakrawala langit.
Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa hadis ini sahih dengan syarat Imam Muslim.
وَقَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ مَرْدُوَيه: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ دُرُسْتُويه الْفَارِسِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَالِمٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ طَلْحَةَ الرَّقَاشِيُّ، عَنْ نَافِعِ بْنِ مَالِكٍ أَبِي سُهَيْلٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " نَزَلَتْ سُورَةُ الْأَنْعَامِ مَعَهَا مَوْكِبٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ، سَد مَا بَيْنَ الخَافِقَين لَهُمْ زَجَل بِالتَّسْبِيحِ وَالْأَرْضُ بِهِمْ تَرْتَجّ "، وَرَسُولُ اللَّهِ [صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ] يَقُولُ: " سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ "
Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ma'mar, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Durustuwaih Al-Farisi, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Ahmad ibnu Muhammad ibnu Salim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik, telah menceritakan kepadaku Umar ibnu Talhah Ar-Raqqasyi, dari Nafi’ ibnu Malik ibnu Abu Suhail, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Surat Al-Anam diturunkan dengan diiringi oleh sejumlah malaikat yang banyaknya menutupi semua yang ada di cakrawala timur dan barat. Suara gemuruh tasbih mereka terdengar, dan bumi bergetar karenanya. Sedangkan Rasulullah Saw. sendiri mengucapkan: Mahasuci Allah Yang Mahaagung, Mahasuci Allah Yang Maha-agung.
ثُمَّ رَوَى ابْنُ مَرْدُوَيه عَنِ الطَّبَرَانِيِّ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ نَائِلَةَ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ يُوسُفَ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنِ ابْنِ عَوْن، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ: " نَزَلَتْ عَلَيّ سُورَةُ الْأَنْعَامِ جُمْلَةً وَاحِدَةً، وشَيَّعَها سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْمَلَائِكَةِ، لَهُمْ زَجَلٌ بِالتَّسْبِيحِ وَالتَّحْمِيدِ "
Kemudian Ibnu Murdawaih meriwayatkan dari Imam Tabrani, dari Ibrahim Ibnu Nailah, dari Ismail ibnu Umar, dari Yusuf ibnu Atiyyah, dari Ibnu Aun, dari Nafi', dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Surat Al-An’am diturunkan kepadaku sekaligus, dan diiringi oleh tujuh puluh ribu malaikat, dari mereka terdengar suara gemuruh karena bacaan tasbih dan tahmid.

7. AL-A´RAAF ( 206 )


(TEMPAT YANG TINGGI)
Makkiyyah, 206 ayat kecuali ayat 163 sampai dengan 170 Madaniyyah.
Turun sesudah surat Shad.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

8. Al-ANFAAL ( 75 )


تَفْسِيرُ سُورَةِ الْأَنْفَالِ
(Rampasan perang)
Madaniyyah, 75 ayat kecuali ayat 30 hingga 36 Makkiyyah. Turun sesudah Surat Al-Baqarah
Surat ini Madaniyah, terdiri atas tujuh puluh lima ayat, seluruh kalimatnya berjumlah seribu enam ratus tiga puluh satu, sedangkan hurufnya ada lima ribu dua ratus sembilan puluh empat.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

9. AT-TAUBAH ( 129 )


تَفْسِيرُ سُورَةِ التَّوْبَةِ
(Pengampunan)
Madaniyyah, 129 ayat. Kecuali ayat 128-129 Makkiyyah.
Turun sesudah surat Al-Maidah.

10. YUNUS ( 109 )

تَفْسِيرُ سُورَةِ يُونُسَ
Makkiyyah, 109 atau 110 ayat. Kecuali ayat 40, 94, 95, 96 Madaniyyah Turun sesudah Surat Al-Isra
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

11. HUD (123)

تَفْسِيرُ سُورَةِ هُودٍ
Makkiyyah, 123 Ayat. Kecuali ayat 12, 17 Dan 114 Madaniyyah. Turun sesudah Surat Yunus
قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ هِشَامٍ الْبَزَّارُ، حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ عِكْرِمة قَالَ: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا شَيّبك؟ قَالَ: " شَيَّبَتْنِي هُودٌ، وَالْوَاقِعَةُ، وَعَمَّ يَتَسَاءَلُونَ، وَإِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ "
Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnu Hisyam Al-Bazzar, telah menceritakan kepada kami Abul Ahwas, dari Abu Ishaq, dari Ikrimah yang mengatakan bahwa Abu Bakar r.a. pernah mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. ten­tang ubannya (yakni kesusahannya). Maka Rasulullah Saw. menjawab: Aku dibuat beruban (susah) oleh surat Hud, surat Al-Waqi'ah, surat An-Naba, dan surat At-Takwir.
قَالَ أَبُو عِيسَى التِّرْمِذِيُّ: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْب مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ، عَنْ شَيْبَانَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ أَبُو بَكْرٍ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ شِبْتَ؟ قَالَ: " شَيَّبَتْنِي هُودٌ، وَالْوَاقِعَةُ، وَالْمُرْسَلَاتُ، وَعَمَّ يَتَسَاءَلُونَ، وَإِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ "وَفِي رِوَايَةٍ: " هُودٌ وَأَخَوَاتُهَا ".
Abu Isa At-Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad ibnul Ala, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah ibnu Hisyam, dari Syaiban, dari Abu Ishaq, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Abu Bakar pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau telah beruban." Maka Rasulullah Saw. menjawab: Aku dibuat beruban oleh surat Hud, surat Waqi'ah, surat Mursalat, surat An-Naba, dan surat At-Takwir. Menurut riwayat lain disebutkan, "Oleh surat Hud dan saudara-saudaranya."
قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ الْحَسَنِ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ سَلَّامٍ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " شَيَّبَتْنِي هُودٌ وَأَخَوَاتُهَا: الْوَاقِعَةُ، وَالْحَاقَّةُ، وَإِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ " وَفِي رِوَايَةٍ: " هُودٌ وَأَخَوَاتُهَا "
Imam Tabrani mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdan ibnu Ahmad telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnul Hasan, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Salam, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Muhammad, dari Abu Hazim, dari Sahl ibnu Sa'd yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku telah dijadikan beruban oleh surat Hud dan saudara-saudaranya, yaitu Al-Waqi'ah, Al-Haqqah, dan Izasy Syamsu Kuwwirat (At-Takwir). Menurut riwayat lain hanya disebutkan surat Hud dan saudara-saudaranya.
Imam Tabrani telah meriwayatkannya pula melalui hadis Ibnu Mas'ud dengan lafaz yang semisal. Untuk itu, Al-Hafiz Abul Qasim Sulaiman ibnu Ahmad At-Tabrani mengatakan di dalam kitab Mu’jamul Kabir-nya bahwa:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ طَارِقٍ الرَّائِشِيُّ ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ؛ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا شَيَّبَكَ؟ قَالَ: " هُودٌ، وَالْوَاقِعَةُ "
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Tariq Ar-Rabisyi, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Sabit, dari Abu Ishaq, dari Abdullah ibnu Mas'ud r.a., bahwa Abu Bakar pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapa Engkau beruban?" Maka Rasulullah Saw. bersabda: (Karena) surat Hud dan surat Al- Waqi'ah.
Amr ibnu Sabit, hadisnya tidak dapat dipakai; dan Abu Ishaq tidak menjumpai masa Ibnu Mas'ud.

12. YUSUF ( 111 )

تَفْسِيرُ سُورَةِ يُوسُفَ
Makkiyyah, 111 ayat. Kecuali ayat 1, 2, 3 dan 7 Madaniyyah Turun sesudah surat Hud
As-Sa'labi dan lain-lainnya telah meriwayatkan melalui jalur Salam ibnu Salim yang dikenal dengan julukan Salim Al-Madaini—yang orangnya berpredikat matruk (tidak terpakai hadisnya)—, dari Harun ibnu Kasir, dan Abu Hatim telah menegaskan dalam ketetapannya sebagai orang yang tidak dikenal, dari Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya, dari Abu Umamah, dari Ubay ibnu Ka'b yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
" عَلِّمُوا أَرِقَّاءَكُمْ سُورَةَ يُوسُفَ، فَإِنَّهُ أَيُّمَا مُسْلِمٍ تَلَاهَا، أَوْ عَلَّمَهَا أَهْلَهُ، أَوْ مَا مَلَكَتْ يَمِينُهُ، هَوَّن اللَّهُ عَلَيْهِ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَأَعْطَاهُ مِنَ الْقُوَّةِ أَلَّا يَحْسِدَ مُسْلِمًا "
Ajarkanlah kepada budak-budak kalian surat Yusuf, karena sesungguhnya seorang muslim yang membacanya atau meng­ajarkannya kepada keluarganya atau kepada budak-budak milik­nya, niscaya Allah akan memudahkan baginya dalam sakaratul maut, dan Allah memberinya kekuatan untuk tidak mempunyai rasa dengki terhadap seorang muslim pun.
Bila ditinjau dari segi jalur periwayatan ini hadis ini tidak sahih, mengingat sanadnya yang daif secara menyeluruh.
Tetapi Al-Hafiz ibnu Asakir mengetengahkannya juga secara ikut-ikutan melalui jalur Al-Qasim ibnul Hakam, dari Harun ibnu Kasir dengan sanad yang sama. Juga melalui jalur Syababah, dari Muhammad ibnu Abdul Wahid An-Nadri, dari Ali ibnu Zaid ibnu Jad'an. Juga dari Ata ibnu Abu Maimunah, dari Zur ibnu Hubaisy, dari Ubay ibnu Ka'b, dari Nabi Saw., lalu ia menyebutkan hadis yang semisal. Akan tetapi, hadis ini ditinjau dari semua jalurnya berpredikat munkar.
Imam Baihaqi di dalam kitab Dalail-nya telah meriwayatkan bahwa sejumlah orang Yahudi masuk Islam ketika mereka mendengar Rasulullah Saw. membacakan surat Yusuf ini, karena kandungannya sesuai dengan apa yang ada pada kitab mereka. Hadis ini diriwayatkan melalui Al-Kalbi, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas.

13. AR-RA´D ( 43 )

تَفْسِيرُ سُورَةِ الرَّعْدِ
Makkiyyah, 43 ayat kecuali ayat 31 dan 43, Madaniyyah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

14. IBRAHIM (52)

تَفْسِيرُ سُورَةِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ
Makkiyyah, 52 atau 54 atau 55 ayat kecuali ayat 28 dan 29, Madaniyyah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

15. AL-HIJR ( 99 )

تَفْسِيرُ سُورَةِ الْحِجْرِ
Makkiyyah, 99 ayat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

16. AL-NAHL (128)

تَفْسِيرُ سُورَةِ النَّحْلِ
(Lebah)
Makkiyyah, 128 ayat Kecuali tiga ayat terakhir Madaniyyah Turun sesudah surat Al-Kahfi
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

17. AL-ISRAA´ ( 111 )

تَفْسِيرُ سُورَةِ الْإِسْرَاءِ
Makkiyyah, 111 ayat kecuali ayat 26, 32, 57 dan dari ayat 73 sampai dengan 80 Madaniyyah. Turun .sesudah surat Al-Qashash
Imam Al-Hafiz Al-Mutqin Abu Abdullah Muhammad ibnu Ismail Al-Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Adam ibnu Abu Iyas, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abu Ishaq yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdur Rahman ibnu Yazid berkata bahwa ia pernah mendengar Ibnu Mas'ud berkata sehubungan dengan surat Bani Israil (Al-Isra), surat Al-Kahfi, dan surat Maryam, "Sesungguhnya ketiga surat ini mengandung kisah-kisah terdahulu yang menarik," dan surat-surat itu merupakan surat kesukaannya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ مَرْوَانَ، عَنْ أَبِي لُبَابَةَ، سَمِعَتْ عَائِشَةَ تَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: مَا يُرِيدُ أَنْ يُفْطِرَ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: مَا يُرِيدُ أَنْ يَصُومَ، وَكَانَ يَقْرَأُ كل ليلة " بني إسرائيل "، و " الزمر "
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, dari Marwan. dari Abu Lubabah, bahwa ia pernah mendengar Siti Aisyah mengatakan: Rasulullah Saw. adalah orang yang suka berpuasa, sehingga kami mengatakan bahwa beliau tidak ingin berbuka (berhenti puasa). Dan beliau berbuka (tidak berpuasa), sehingga kami me­ngatakan bahwa beliau tidak ingin berpuasa. Dan setiap ma­lamnya beliau membaca surat Bani Israil dan surat Az-Zumar.
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

18. AL-KAHFI ( 110 )

تَفْسِيرُ سُورَةِ الْكَهْفِ
(Gua)
Makiyyah, 110 ayat, Kecuali ayat 28, ayat 82 sampai dengan ayat 101 Madaniyyah Turun sesudah surat Al-Gasyiyah
Keutamaan surat Al-Kahfi dan sepuluh ayat permulaan serta sepu­luh ayat terakhirnya, bahwa ayat-ayat tersebut merupakan tameng yang melindungi pembacanya dari fitnah Dajjal

19. MARYAM ( 98 )

تَفْسِيرُ سُورَةِ مَرْيَمَ [عَلَيْهَا السَّلَامُ]
Makkiyyah, 98 atau 99 ayat Kecuali ayat 58 dan 71 Madaniyyah Turun sesudah surat Fathir
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan di dalam kitab As-Sirah-nya melalui hadis Ummu Salamah. Dan Imam Ahmad meriwayatkannya melalui Ibnu Mas'ud dalam kisah hijrah ke Abesinia dari Mekah, bahwa Ja'far ibnu Abu Talib r.a. membacakan permulaan ayat ini kepada An-Najasyi (Negus) dan para hulubalangnya.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
© all rights reserved
made with by templateszoo