Enam Hari Sama Dengan 6000 Tahun Firman Allah Dalam Penciptaan Langit Dan Bumi

0
Asal Penciptaan Langit & Bumi Menurut al-Quran
Allah tegaskan dalam al-Quran,
مَا أَشْهَدْتُهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلا خَلْقَ أَنْفُسِهِمْ
Aku tidak menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri (QS. al-Kahfi: 51)
Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah dinyatakan,
فأما الأيام الستة التي خلق الله فيها السموات والأرض فهي غيب لم يشهده أحد من البشر، ولا من خلق الله جميعاً
Rentang 6 hari yang Allah jadikan waktu penciptaan langit dan bumi, sifatnya ghaib. Tidak ada satupun manusia yang menyaksikannya, tidak pula makhluk Allah semuanya. (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 190003)
Proses Penciptaan Alam Semesta dalam Al-Quran
Allah ta’ala menceritakan proses penciptaan alam semesta dalam al-Quran. Ada yang bersifat global dan ada yang lebih rinci.
Dalam penjelasan global, Allah menegaskan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi selama 6 hari. Allah tegaskan hal ini di tujuh ayat dalam al-Quran. Diantaranya,
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
Sesugguhnya Tuhan kalian, yaitu Allah, Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari, kemudian Dia beristiwa di atas Arsy. (QS. al-A’raf: 54).
Allah juga berfirman di surat al-Furqan,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ
Sungguh Aku telah menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada diantara keduanya dalam 6 hari, dan Aku tidak merasa capek. (QS. Qaf: 38).
Keterangan lainnya Allah sebutkan di surat Yunus (ayat 3), Hud (ayat 7), al-Furqan (ayat 59), as-Sajdah (ayat 4), dan al-Hadid (ayat 4).
Disamping penjelasan global, Allah juga memberikan penjelasan lebih rincin, di surat Fushilat (ayat 9 sampai 12), Dia berfirman,
قُلْ أَإِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَاداً ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ*
Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua hari dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. (9)
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ*
Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan penghuninya dalam empat hari. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (10)
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعاً أَوْ كَرْهاً قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِين*
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati” (11)
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua hari. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (12).
Makna Kata “Hari”
Selanjutnya, kita akan memahami makna kata ‘hari’ yang disebutkan dalam berbagai ayat di atas.
Ar-Raghib al-Asfahani mengatakan,
اليوم -في لغة العرب- يعبر به عن وقت طلوع الشمس إلى غروبها، وقد يعبر به عن مدة من الزمان أي مدة كانت
Kata ‘hari’ – dalam bahasa arab –, bisa digunakan untuk menyebut rentang waktu antara terbit matahari hingga terbenamnya. Bisa juga untuk menyebut rentang waktu tertentu. (al-Mufradat, hlm. 553).
Karena itulah, ulama berbeda pendapat dalam memahami kata ‘hari’ terkait proses penciptaan alam semesta.
Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa anNihayah menyebutkan perbedaan pendapat ulama tentang makna ‘hari’ dalam ayat di atas. Beliau menyatakan ada dua pendapat ulama tentang makna kata ‘hari’ terkait penciptaan langit dan bumi,
Pendapat Pertama, maknanya sebagaimana makna hari yang dikenal manusia, dimulai sejak terbit matahari hingga terbenamnya matahari. Ini merupakan pendapat jumhur (mayoritas) ulama.
Pendapat Kedua, bahwa satu hari dalam proses penciptaan alam semesta itu seperti 1000 tahun dalam perhitungan manusia. Ini merupakan pendapat yang diriwayatkan dari Ibn Abbas, Mujahid, ad-Dhahak, Ka’b al-Ahbar, dan pendapat yang dipilih oleh Imam Ahmad sebagaimana keteragan beliau dalam ar-Rad ‘ala al-Jahmiyah. Pendapat ini pula yang dinilai kuat oleh Ibnu Jarir at-Thabari. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 1/15).
Diantara ulama yang berpendapat bahwa satu hari sama dengan seribu tahun adalah al-Qurthubi. Beliau mengatakan dalam tafsirnya,
في ستة أيام” أي من أيام الآخرة أي كل يوم ألف سنة لتفخيم خلق السماوات والأرض….
Dalam waktu 6 hari, maksudnya adalah hari di akhirat, bahwa satu hari sama dengan 1000 tahun, karena besarnya penciptaan langit dan bumi. (Tafsir al-Qurthubi, 7/219)
Bumi atau Langit Dulu?
Ada dua hal yang perlu dibedakan terkait proses penciptaan langit dan bumi, pertama, mengawali penciptaan (Ibtida al-Khalqi) dan kedua, penyempurnaan penciptaan (Taswiyah al-Khlqi).
Di surat Fushilat ayat 9 hingga 12 di atas, Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan bumi terlebih dahulu sebelum langit. Sehingga, secara Ibtida al-Khalqi, bumi lebih awal dibandingkan langit. Namun penyempurnaan bumi (Taswiyah al-Khlqi), baru dilakukan setelah Allah menciptakan langit.
Ketika menafsirkan surat Fushilat di atas, Ibnu Katsir mengatakan,
فذكر أنه خلق الأرض أولا لأنها كالأساس، والأصل أن يُبْدَأَ بالأساس، ثم بعده بالسقف، كما قال: هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ
Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan bumi terlebih dahulu, karena bumi ibarat pondasi. Dan pertama kali, harusnya dimulai dengan pondasi. Kemudian setelahnya adalah atap. Sebagaimana yang Allah firmankan,
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ
Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian, kemudian Dia berkehendak (beristiwa) menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit (al-Baqarah: 29
Ibnu Katsir melajutkan dengen menjelaskan firman Allah di surat an-Nazi’at,
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا وَالأرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا مَتَاعًا لَكُمْ وَلأنْعَامِكُمْ
Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, ( ) Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, ( ) dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. ( ) Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (30) Dia memancarkan dari bumi mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. ( ) Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, ( ) (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (QS. an-Nazi’at: 27 – 33)

Dalam Kitab Kejadian 1:
Allah Menciptakan Langit dan Bumi
1Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2Bumi belum berbentuk dan kosong. Kegelapan meliputi permukaan samudera, dan Ruh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
3Berfirmanlah Allah, "Jadilah terang." Lalu terang pun jadi.
4Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya terang itu dari gelap.
5Allah menamai terang itu "siang" dan gelap itu "malam". Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
6Berfirmanlah Allah, "Jadilah cakrawala di tengah-tengah segala air, dan hendaklah cakrawala itu memisahkan air dengan air."
7Maka Allah menjadikan cakrawala serta memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dengan air yang ada di atasnya. Lalu jadilah demikian.
8Allah menamai cakrawala itu "langit". Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
9Berfirmanlah Allah, "Hendaklah air yang ada di bawah langit berkumpul di suatu tempat, dan hendaklah tampak tempat yang kering." Lalu jadilah demikian.
10Allah menamai tempat yang kering itu "tanah", sedangkan kumpulan air itu dinamai-Nya "laut". Allah melihat bahwa semua itu baik.
11Berfirmanlah Allah, "Hendaklah tanah menumbuhkan rumput-rumput muda, tumbuh-tumbuhan berbiji, dan berbagai jenis pohon buah-buahan penghasil buah yang berbiji di atas bumi." Lalu jadilah demikian.
12Tanah mengeluarkan rumput-rumput muda, berbagai jenis tumbuhan berbiji, dan berbagai jenis pohon buah-buahan penghasil buah yang berbiji. Allah melihat bahwa bahwa semua itu baik.
13Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
14Berfirmanlah Allah, "Jadilah penerang-penerang di langit untuk memisahkan siang dari malam. Hendaklah semua itu menjadi tanda yang menentukan musim, hari, serta tahun,
15. dan hendaklah semua itu menjadi penerang di langit untuk menerangi bumi." Lalu jadilah demikian.
16. Allah menjadikan dua penerang yang besar, yaitu penerang yang lebih besar untuk menguasai siang dan penerang yang lebih kecil untuk menguasai malam. Ia pun membuat bintang-bintang.
17. Kemudian Allah menempatkan semua itu di langit untuk menerangi bumi,
18untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semua itu baik.
19. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
20. Berfirmanlah Allah, "Hendaklah dalam air berkerumun makhluk-makhluk hidup, dan hendaklah burung-burung beterbangan di langit, di atas bumi."
21Maka Allah menciptakan makhlukmakhluk laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak serta berkerumun dalam air, demikian pula segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semua itu baik.
22Kemudian Allah memberkahi semua itu, firman-Nya, "Berkembangbiaklah dan bertambah banyak, serta penuhilah air di laut. Hendaklah burung-burung pun bertambah banyak di bumi."
23Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
24Berfirmanlah Allah, "Hendaklah bumi mengeluarkan berbagai jenis makhluk hidup, yaitu ternak, binatang melata, dan berbagai jenis binatang liar." Lalu jadilah demikian.
25Allah menjadikan berbagai jenis binatang liar, berbagai jenis ternak, dan segala jenis binatang yang melata di bumi, dan Allah melihat bahwa semua itu baik.
26Berfirmanlah Allah, "Kami hendak menjadikan manusia menurut citra Kami, sebagai cerminan Kami. Mereka akan berkuasa atas ikan-ikan di laut, atas burung-burung di udara, atas ternak, atas seluruh bumi, dan atas semua binatang melata yang merayap di bumi."
27Maka Allah menciptakan manusia menurut citra-Nya. Menurut citra-Nya, Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan.
28Allah mem-berkahi mereka, dan Allah berfirman kepada mereka, "Beranakcuculah dan bertambah banyak. Penuhilah bumi dan taklukkanlah itu. Berkuasalah atas ikan-ikan di laut, atas burung-burung di udara, dan atas semua binatang yang merayap di bumi."
29Berfirmanlah Allah, "Lihat, Aku memberikan kepadamu segala tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon yang buahnya berbiji. Itulah yang akan menjadi makananmu.
30Sedangkan kepada segala binatang di bumi, segala burung di udara, dan segala binatang yang merayap di bumi, yaitu semua yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuhan hijau menjadi makanannya." Lalu jadilah demikian.
31Kemudian Allah melihat segala sesuatu yang telah dijadikan-Nya, dan sungguh, semuanya sangat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo