Tampilkan postingan dengan label Khutbah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah. Tampilkan semua postingan

Khutbah Idul Adlha: Keutamaan Menyembelih Qurban Dan Ibadah Haji

Khutbah Idul Adlha: Keutamaan Menyembelih Qurban Dan Ibadah Haji


Khutbah I

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala karunia nikmat yang dilimpahkan kepada kita semuanya, nikmat yang begitu luas, nikmat yang begitu banyak. diantaranya adalah Nikmat umur, nikmat sehat, nikmat rejeki, dan yang terutama adalah nikmat Iman dan Islam, yang mana dengan karunia nikmat itu sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk mengikuti ibadah yang agung pada hari ini, yaitu hari raya Idul Adha  tahun1444 H, 

Shalawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada baginda alam, Habibana wanabiyyana Muhammad SAW. Juga kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, serta kepada seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Para hadirin kaum muslimin walmuslimat rahimakumullah
Idul Adha adalah salah satu hari raya dalam agama Islam yang memiliki keistimewaan di dalamnya, dibanding dengan bulan-bulan lainnya. Karena itu, mari kita bersama merenungi makna dan hakikat yang terdalam dari Idul Adha.

Secara harfiyah, ‘Idul Adha terdiri dari dua isim atau dua kata yaitu kata Ied dan kata Adha. Ied memiliki makna Hari Raya, dan Adha memiliki makna hewan sembelihan, maka dari itu di hari raya Iedul Adha kita diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih hewan sebagai bukti bahwa kita tunduk dan patuh atas perintah Allah SWT. 

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ‎﴿١﴾‏
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. (1)
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ‎﴿٢﴾
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. (2)
(QS. Al-Kautsar: 1-2)
Demikianlah dalam ayat ini dimaksudkan bahwa menyembelih hewan pada hari raya Iedul Adha disebut dengan Kurban.
Kurban diambil dari kata Qaraba yang artinya pendekatan, maka menyembelih hewan kurban pada hari raya Iedul Adha, adalah sebagai bukti bahwa kita adalah hamba yang beriman kepada perintah Allah, tunduk dan patuh atas perintah Allah, dan sebagai bukti bahwa kita adalah hamba yang senantiasa bersyukur atas segala karunia nikmat yang Allah limpahkan kepada kita. 
Dan menyembelih hewan kurban ini adalah salah satu pengorbanan kita kepada Allah, dan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Syari'at Kurban tidak hanya di perintahkan kepada umat Nabi Muhammad saja, akan tetapi diperintahkan juga kepada umat-umat terdahulu termasuk umat Nabi Adam AS.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الأنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ (34) 
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban),supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), 
(QS Al-Hajj ayat 34-35)
الله اكبـر... الله اكبر... الله اكبر... ولله الحمد

Para hadirin kaum muslimin walmuslimat rahimakumullah
Penyembelihan hewan kurban juga tidak bisa terlepas dari kisah keta'atan Nabi Ibrahim AS. ketika beliau diuji oleh Allah dengan suatu ujian yang sangat berat, tatkala beliau diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya yang begitu dicintainya yaitu Nabi Ismail AS, maka dengan ikhlas hati dan berserah diri dan tanpa menawar, beliau laksanakan perintah Allah sebagai bentuk keta'atan kepada Allah. 

Sebagaimana kisah ini diabadikan oleh Allah dalam Firman-Nya:
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ ‎﴿١٠١﴾‏
Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (101)
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ ‎﴿١٠٢﴾‏
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (102)
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ ‎﴿١٠٣﴾
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). (103)
‏ وَنَادَيْنَاهُ أَن يَا إِبْرَاهِيمُ ‎﴿١٠٤﴾‏
Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, (104)
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ ‎﴿١٠٥﴾
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (105)
‏ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ ‎﴿١٠٦﴾
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (106)
 وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ‎﴿١٠٧﴾‏
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (107)
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ ‎﴿١٠٨﴾‏
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (108)
(QS Ash-Shaffat: 101-108)

Dalam konteks hari raya Idul Adha, kita diperintahkan oleh Allah untuk meneladani ketaqwaan Nabi Ibrahim AS, jangankan harta, bahkan putra yang sangat dicintapun rela beliau korbankan demi menjalankan perintah Allah. 

Kita tidak diperintahkan untuk menyembelih putra kita, namun kita hanya diperintahkan untuk menginfakan sebagian dari rejeki yang Allah limpahkan kepada kita, dengan cara menyembelih hewan Qurban pada hari raya Iedul Adha, sebagai bentuk keta'atan diri kepada Allah.
 
Dengan kita berkurban bukan berarti Allah butuh kepada persembahan yang kita kurbankan, Allah tidak akan menerima daging atau darah dari hewan kurban kita, namun yang diterima Allah adalah ketakwaan dan ketulusan dari orang yang berqurban. Itulah yang sampai kepada-Nya
‏ لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ ‎﴿٣٧﴾‏
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
(QS Al-Hajj ayat 37) 

Kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat baik. Itulah janji Allah sebagaimana disebutkan pada ayat diatas.
Dalam salah satu hadist dijelaskan bahwa qurban adalah salah satu amalan yang dicintai Allah SWT
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Dari 'Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah SAW  bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan oleh anak Adam pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.
(Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117)

Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
"Barangsiapa memiliki keluasaan (untuk berkorban) namun tidak berkorban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.
(HR Ibnu Majah: 3114)

الله اكبـر... الله اكبر... الله اكبر... ولله الحمد
Para hadirin kaum muslimin walmuslimat rahimakumullah
Hari raya Iedul Adha dilaksanakan pada setiap tanggal 10 bulan Dzulhijjah setiap tahun.
Bulan Dzulhijjah adalah bulan ke 12 dari kalender Hijriyah, bulan ini termasuk salah satu bulan dari empat yang di hormati, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
ألاَ إنَّ الزَمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْم خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتَ وَالْأرْضَ السَّنَةَ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً مِنْهَا أرْبَعَةُ حَرَمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو القَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرُّ بَيْنَ جُمَادِى وَشَعْبَانَ
”Ketahuilah. Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun terdapat dua belas bulan yang di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati, tiga bulan diantaranya berturut-turut Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumadi dan Sya’ban.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dzulhijjah berasal dari dua suku kata yaitu kata dzu yang artinya "pemilik" dan al-hijjah yang artinya adalah "haji". jadi Secara bahasa, Zulhijah artinya "pemilik haji" maka dari itu bulan dzulhijjah juga sering disebut "bulan haji" karena pada bulan ini sebagian umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di kota suci Mekkah untuk melaksanakan Ibadah Haji.

Ibadah Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib kita kerjakan untuk menyempurnakan keIslaman kita. Sebagaimana Allah SW berfirman:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ ‎﴿٩٧﴾
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali-Imran: 97)

Ibadah Haji adalah salah satu ibadah yang paling utama di dalam agama Islam, sebagaimana Rasulullah SAW ditanya oleh sahabat tentang ibadah yang paling utama dalam Islam:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ فَقَالَ إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ

dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang Islam, manakah yang paling utama?
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Iman kepada Allah dan Rasul-Nya".
Lalu ditanya lagi: "Lalu apa?"
Beliau menjawab: "Al Jihad fi sabilillah (berperang di jalan Allah).
Lalu ditanya lagi: "Kemudian apa lagi?"
Jawab Beliau shallallahu 'alaihi wasallam: "haji mabrur".
(HR. Bukhari: 25)

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
( اَلْعُمْرَةُ إِلَى اَلْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا, وَالْحَجُّ اَلْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا اَلْجَنَّةَ )
 "Umrah ke umrah menghapus dosa antara keduanya, dan tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali surga.

Para hadirin kaum muslimin walmuslimat rahimakumullah
Semoga kita semua ditakdirkan oleh Allah bisa melaksanakan Ibadah Haji dalam keadaan sehat wal-afiat, sebagai penyempurna keimanan dan keIslaman kita sebelum ajal menjemput.
Dan semoga saudara-saudara kita yang saat ini sedang melaksanakan Ibadah Haji di kota suci Mekkah diberikan kemudahan dan kelancaran oleh Allah SWT, serta diberikan kesehatan dalam melaksanakan rangkaian Ibadah Haji, dan semoga semua ibadah mereka diterima oleh Allah SWT dan dijadikan Haji Mabrur, 
Aamiin. Ya Allah Ya Rabbal 'Alamiin

Tak lupa juga kita berdo'a, semoga saudara-saudara kita yang berkurban pada hari raya Idul Adha ini, Allah terima kurbannya. Dan semoga Allah meridhai mereka, dan Allah jadikan mereka sebagai orang-orang yang shaleh dan shalehah, orang-orang yang muttaqin, dibersihkan dari segala dosa dan kesalahan, dipanjangkan umur, diberikan kesehatan, diluaskan rejeki, dan kurbannya diganti oleh Allah dengan penggantian yang berlipat ganda, dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surganya Allah SWT.
Aamiin. Ya Allah Ya Rabbal 'Alamiin

Dan bagi kita yang belum mampu untuk berkurban, semoga esok atau lusa Allah berikan rejeki yang berlimpah sehingga kita mampu untuk berkurban.

Ya Allah... saksikanlah oleh-Mu, betapa ingin sekali kami berkurban karena-Mu agar kami menjadi hamba yang Engkau Cintai, Agar kami menjadi hamba yang engkau Ridhai, agar kami menjadi hamba-Mu yang shaleh, agar kami menjadi hamba-Mu yang bertaqwa. Berilah kami rejeki yang berlimpah, umur yang panjang, dan keimanan yang kuat agar kami menjadi hamba-Mu yang dermawan.
Aamiin. Ya Allah Ya Rabbal 'Alamiin, 

Ya Allah... Ampunilah dosa-dosa kami, kasihanilah kami, bimbinglah kami, sayangilah kami, dan tuntunlah kami ke jalan-Mu yang Engkau ridhai.
Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم


Khutbah II


اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ
وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. 
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Khutbah Jumat Terbaru Wajibnya Berbakti Kepada Kedua Orangtua

Khutbah Pertama

 إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
 وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أَمَّا بَعْدُ
عِبَادَ اللهِ : أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ ؛ فَإِنَّ تَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلَا هِيَ سَبِيْلُ الفَلَاحِ وَالْفَوْزُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، وَأَسْأَلُ اللهَ جَلَّ وَعَلَا أَنْ يَجْعَلَنَا وَإِيَّاكُمْ مِنَ المُتَّقِيْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمَ
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ 

Marilah sama-sama kita panjatkan puji serta syukur kita kepada Allah swt, yang senantiasa memberikan berbagai kenikmatan yang begitu banyak sehingga tidak ada kemampuan bagi kita untuk menghitungnya. 
Shalawat serta salam, semoga senantiasa di curahkan kepada junjunan kita, Habibana wanabiyyana Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, Juga kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, serta kepada seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. 

Para hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa pandemi covid yang saat ini sedang melanda negri ini sampai sekarang belum berhenti penyebarannya, bahkan di beberapa tempat kasus baru yang terkena wabah penyakit ini semakin hari semakin meningkat, maka dari itu hendaknya kita saling menjaga diri agar tidak sampai tertular dan menularkan kepada orang lain, dengan cara senantiasa mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan, menjaga jarak, mencuci tangan, menggunakan masker, serta menghindari bersentuhan dengan orang lain.
Meskipun kematian itu sudah ditentukan oleh Allah kapan waktunya, dimana terjadinya, dan dalam keadaan bagaimana, namun kita sebagai umat Muslim tidak boleh menentang bahaya dengan mengabaikan ancaman keselamatan kita, dan itulah yang dinamakan Tawakkal
Semoga kita semua terhindar dari wabah virus tersebut, dan semoga virus corona tidak sampai masuk ke kampung kita
Aamiin....

Para hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah
Pada kesempatan Jumat kali ini saya selaku khatib diwajibkan untuk menyampakan wasiat takwa, khususnya untuk diri pribadi, dan umumnya kepada semua yang hadir dalam kesempatan Jum'at ini
Marilah sama-sama kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan ketaqwaan yang sebenar-benarnya dengan cara melaksanakan semua perintah Allah, serta menjauhi semua larangan-Nya.
Dan janganlah sekali-kali kita mati kecuali dalam keadaan Islam

Taqwa adalah satu-satunya kunci untuk mendapatkan keberuntungan, tidak hanya keberuntungan di dunia, namun terlebih lagi keberuntungan di akhirat
Salah satu bentuk taqwa yang seringkali kita lalaikan adalah perintah Allah untuk berbuat baik kepada kedua orangtua kita

Betapa wajibnya kita berbakti kepada kedua orangtua sehingga Allah menurunkan banyak ayat didalam Al-Qur'an yang secara khusus memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada mereka.
Salah satunya adalah surat Al-Ahqaf ayat 15
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya. 
(Al-Ahqaf: 15)

Bahkan didalam ayat lain Allah menyandingkan perintah untuk berbuat baik kepada kedua orangtua, setelah pertama-tama kita diperintahkan untuk bertauhid kepada Allah, yaitu mengesakan Allah dan hanya beribadah kepada Allah
Sebagaimana di firmankan di dalam surat Al-Isra
 وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. 
(QS. Al-Isra: 23)

Begitu tingginya derajat orangtua disisi Allah sehingga kita diperintahkan untuk tunduk dan patuh kepada keduanya selama mereka tidak memerintahkan kita untuk berbuat syirik dan dosa, bahkan didalam salah satu hadits di terangkan bahwa ridha Allah tergantung ridha orangtua sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi wasallam bersabda

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رضي الله عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ:
رِضَا اللَّهِ فِـيْ رِضَا الْوَالِدَيْـنِ، و سخط اللَّهِ فِـيْ سخط الْوَالِدَيْنِ

Keridha-an Allah itu berada pada ke-ridha-an kedua orang tua, dan kemarahan Allah itu berada pada kemarahan kedua orang tua. 
(HR. Tirmidzi dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Dalam salah satu hadits diterangkan, Abdullah bin Mas'ud Radliallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam: "Ya Rasulallah Perbuatan apa yang paling utama? 
Beliau Shallallahu 'Alaihi wasallam menjawab: "Shalat tepat pada waktunya". 
Abdullah bin Mas'ud bertanya lagi (untuk yang kedua kali), "kemudian apa lagi Ya Rasulallah? 
Rasulullah pun menjawab: "Birrul Wâlidain (Berbuat baik kepada kedua orang tua)". 
Abdullah bin Mas'ud bertanya lagi (untuk yang ketiga kali), kemudian apa lagi? 
Beliau pun menjawab: "Jihad fi sabiilillah yaitu Berjuang di jalan Allah". 
(Hadis Riwayat Muslim).

Dalam hadits lain Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhuma berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ-صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-يَسْتَأْذِنُهُ فِي الْجِهَادِ فَقَالَ أَحَيٌّ وَالِدَاكَ قَالَ: نَعَمْ قَالَ: فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ 

Pernah datang seseorang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, meminta izin untuk ikut berjihad, lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah orangtuamu masih hidup?", ia menjawab: "Iya", beliau bersabda: "Berjihadlah dalam mengurus mereka berdua". 
(HR. Muslim)

Begitu mulianya berbuat baik kepada kedua orang tua sehingga termasuk ke dalam salah satu amal shalih yang utama di samping Shalat dan Jihad.

Bahkan didalam riwayat yang lain menyatakan: "Suatu hari ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai harta kekayaan dan anak. Sementara ayahku berkeinginan menguasai harta milikku. 
Maka jawab Rasulullah, “dirimu dan harta kekayaanmu adalah milik orang tuamu.” 
(Hadis Riwayat Ibnu Majah dari Jabir bin Abdillah).

Seperti itulah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam mengajarkan kepada kita tentang "betapa besar hak-hak orang tua atas anaknya". 

Selanjutnya terusan ayat tadi dalam surat Al-Ahqaf, Allah berfirman

حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا
وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا
ibunya mengandungnya dengan susah payah. dan melahirkannya dengan susah payah (pula)
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. 
(Al-Ahqaf: 15)

Ayat ini menggambarkan kepada kita bahwasanya mengandung, melahirkan, merawat dan mengasuh seorang anak itu bukanlah hal yang mudah, bukanlah hal yang ringan, betapa seorang ibu mengalami kesusahan serta kepayahan yang panjang dalam membesarkan anak-anaknya

Mari kita perhatikan kedua orangtua kita, kita bayangkan wajah ibu bapa kita, bayangkan bagaimana mereka mengurus kita saat kita masih bayi, tak jarang mereka terbangun ditengah malam karena kita menangis, karena kita ngompol, atau karena kita demam
Betapa sedihnya perasaan mereka ketika kita mengalami demam, ketika kita sakit, ketika kita tak mau menyusu

Begitu pula saat kita menginjak usia anak-anak, setiap saat kita tak pernah lepas dari perhatiannya, tak pernah lepas dari penjagaannya, tak pernah lepas dari kekhawatirannya, khawatir kita kelaparan, khawatir kita sakit, khawatir kita terjatuh, khawatir kita tersandung, khawatir kita tertabrak motor/mobil, khawatir kita tertusuk duri, seluruh waktunya mereka habiskan untuk menjaga kita 

Kita perhatikan bapak kita setiap hari bekerja pergi pagi pulang sore demi mencari nafkah agar kita bisa makan, agar kita bisa berpakaian, agar kita bisa jajan, agar kita bisa bersekolah, agar kita bisa berpendidikan tinggi
Hampir separuh hidupnya mereka habiskan untuk membesarkan kita, untuk mendidik kita agar kita menjadi manusia yang berguna, minimal berguna bagi diri kita sendiri

Mari kita bayangkan wajah ibu bapa kita sekarang, adakah mereka pernah mengeluh, adakah mereka merasa cape, adakah mereka merasa lelah mengurus kita?

Sama sekali kita tidak pernah melihat mereka malas mengurus kita, Sama sekali kita tidak pernah melihat mereka bosan mengurus kita

Bukan balas jasa yang mereka inginkan, bukan bayaran yang mereka minta, bukan ucapan terima kasih yang mereka harapkan
Semua itu mereka lakukan semata-mata karna atas dasar kasih sayang
Mereka berharap kita bisa hidup mandiri di kemudian hari dan tidak menyusahkan orang lain

Mari kita bayangkan, adakah kita mampu mengurus kedua orangtua kita jika mereka sakit?
Adakah kita bisa bersabar melayani dan merawat mereka jika mereka tua renta?, bahkan sehari saja orangtua kita sakit kita tak bisa melayani mereka dengan baik, 

Mari kita hitung, berapa lamakah kita sudah menyusahkan orangtua kita? 
Lapar dibuatkan makanan, haus diambilkan minuman, di bereskan tempat tidur, di cucikan pakaian, diantar sekolah

Berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk kita? berapa banyak biaya yang mereka keluarkan demi membesarkan kita hingga kita bisa tumbuh seperti sekarang ini?
kita tak akan bisa menghitungnya

Maka dari itu Allah memerintahkan kepada kita agar kita menyayangi kedua orangtua, bakti serta hormat kita kepada kedua orangtua adalah hak mereka yang telah Allah tetapkan sebagai balasan atas perjuangan mereka 

Janganlah sekali-kali kita menyusahkan hidup mereka, janganlah sekali-kali kita menyakiti hati mereka, baik itu dengan ucapan terlebih lagi dengan perbuatan

إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. 
(QS. Al-Isra: 23)

Begitu jelas Mengucapkan kata 'uf (ah) saja sudah tidak diperbolehkan, apalagi sampai membentak mereka, atau mengucapkan kata-kata yang lebih kasar daripada itu sangatlah terlarang.

Banyak hal mudah yang dapat kita lakukan untuk membahagiakan kedua orangtua kita, diantaranya dengan sikap hormat, sikap lemah lembut, serta memandang mereka dengan penuh kasih sayang. 

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّي ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
(QS. Al-Isra: 24)

Ayat ini mengajarkan kepada kita agar kita selalu mendoakan kebaikan bagi mereka, tidak terbatas apakah mereka masih hidup ataupun sudah wafat

Selagi masih ada waktu dan kesempatan, tunjukkanlah cinta dan kasih-sayang kita kepada mereka, hormatilah mereka, dan berikanlah perhatian penuh kepada mereka,  jangan sekali-kali kita berbuat durhaka kepada kedua orangtua

Imam Bukhari meriwayatkan dalam salah satu hadits bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

أَلاَ أُنَبِّئُكُم بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ ثَلاَثًا قُلْنَا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ : أَلأِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ: أَلاَ وَقَوْلُ الزُّورِ، وَشَهَادَةُ الزُّوُرِ، فَمَازَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا : لَيْتَهُ سَكَتَ
Maukah aku beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, ‘Baiklah, ya Rasulullah’, bersabda Nabi. “Menyekutukan Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataan bohong”. Maka Nabi selalu megulangi, “Dan persaksian palsu”, sehingga kami berkata, “semoga Nabi diam” 
[Hadits Riwayat Bukhari 3/151-152 -Fathul Baari 5/261 No. 2654, dan Muslim 87] 


بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ



KHUTBAH KEDUA



الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ. لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ

اَللّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّي وَعَلاَنِيَتِي فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِي، وَتَعْلَمُ حَاجَتِي فَاعْطِنِي سُؤْلِي وَتَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ


Khutbah Jumat Terbaru Bersabar Menyikapi Masa Sulit Pandemi

Khutbah I

 
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
 
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
 
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Marilah sama-sama kita panjatkan puji serta syukur kepada Allah SWT atas segala karunia nikmat yang dilimpahkan kepada kita, nikmat yang begitu banyak, sehingga tiada kemampuan bagi kita untuk menghitung-hitungnya, 
Nikmat yang terus menerus tiada putus kepada kita semua, salah satunya yang paling utama adalah nikmat iman, yang mana dengan keimanan Alhamdulillah hari ini kita diberikan kemampuan untuk tetap melaksanakan Sholat Jumat di Mesjid yang mulia ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpah curahkan kepada junjunan kita, Habibana wanabiyyana Muhammad shallallahu alaihi wasallam, juga kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, serta kepada seluruh pengikutnya hingga ahir zaman, semoga kita semua termasuk ke dalam golongan pengikutnya Kangjeng Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang taat dan cinta kepadanya, sehingga mendapatkan syafaatnya di yaumil kiamat
Aamiin Ya Rabbal 'aalamiin

Para hadirin sidang jumat Rahimakumullah
Saat ini kita masih berada di masa yang belum sepenuhnya normal dari ancaman pandemi covid-19 yang sudah hampir 9 bulan melanda seluruh dunia, dimana tidak ada seorangpun yang memiliki jaminan selamat dari wabah ini, siapapun bisa terkena wabah ini jika Allah menghendaki, namun siapapun bisa selamat atas kehendak Allah

Semoga Allah swt melindungi kita dan menyelamatkan kita semua dari wabah virus ini, dan semoga wabah ini tidak masuk ke kampung kita. Aamiin

Para hadirin sidang Jumat Rahimakumullah
Pandemi covid-19 adalah merupakan musibah besar yang Allah turunkan ke muka bumi, yang mana dengan hal itu membuktikan bahwa kuasa Allah itu begitu luas, yang membuktikan bahwa kuasa Allah itu tidak terbatas
Untuk menurunkan adzab, untuk menurunkan bala, untuk membinasakan banyak manusia tidak perlu mengirimkan badai, tidak perlu mengguncagkan bumi, tidak perlu menghancurkan gunung, tidak perlu menurunkan hujan batu, bahkan hanya dengan mengutus mahluk yang super kecil yang tak terlihat dengan kasat mata, maka dengan serta merta manusia kalang kabut dan tak berdaya, melumpuhkan seluruh negri, memporak porandakan ekonomi, menguras harta, membangkrutkan usaha, melemahkan negara yang kuat, merendahkan negara yang sombong, menyebarkan ketakutan, sekolah-sekolah ditutup, pabrik-pabrik pada bangkrut, para buruh kena PHK, satu sama lain saling mencurigai, saling khawatir tersebar dan menyebakan penyakit, silaturrahim berkurang, orang yang meninggal tidak dipulasara dengan semestinya, dan sebagainya dan sebagainya

Sungguh ini adalah ujian yang nyata dari Allah, yang mana dengan hal ini bisa di ketahui siapakah orang yang paling bersabar, siapakah orang yang semakin mendekatkan diri kepada Allah, siapakah orang yang semakin meningkat keimanannya kepada Allah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا فِيْۤ 
اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَ هَا ۗ 
"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. 

اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ ۖ 
Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah"
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 22)

Ayat ini hendaknya cukup bagi kita untuk mengetahui bahwasanya apapun yang terjadi pada diri kita dan juga yabg terjadi di mukabumi, semuanya terjadi sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan, maka dari itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berserah diri kepada Allah, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bertawakkal terhadap ketentuan Allah, 
Bertawakkal adalah mengerjakan apa yang menjadi tugas kita, kemudian hasilnya kita serahkan kepada Allah,
Sedikit ataupun banyak, cukup ataupun kurang, semuanya sudah diatur oleh Allah

لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَا تَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ ۗ 
"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. 

وَا للّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرِ ۙ
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 23)

Ayat ini memperingatkan kita agar kita tidak menyombongkan diri terhadap apa yang kita miliki, dan tidak pula bersedih hati terhadap apa yang tidak bisa kita dapatkan
 
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Wabah penyakit menular atau pandemi seperti sekarang ini, yang didalam hadits disebut sebagai wabah penyakit tha’un, ini adalah merupakan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan azab bagi para pendosa.
 
أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ ، فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ
 
“Sesungguhnya ia (thaun) adalah adzab yang dikirim Allah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Lalu Allah menjadikannya rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (HR. Bukhari)
 
Ia menjadi ujian, yang harus disikapi dengan meningkatkan iman dan kesabaran, serta keyakinan bahwa segala seuatu itu datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. 
Demikian pula segala sesuatu yang kita miliki, semuanya adalah titipan Allah, dan Allah berkuasa untuk mengambilnya kembali kapanpun jika Allah menghendaki.
 
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ . الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
 
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al Baqarah: 155-156)
 
Termasuk di antara tanda keimanan seseorang, adalah kesabaran di masa pandemi seperti sekarang ini, serta meyakini bahwa tidak ada yang bisa menimpa kita kecuali apa yang telah Allah ditetapkan. 

Sebagaimana lanjutan hadits di atas:
 
فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِى بَلَدِهِ صَابِرًا ، يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَهُ إِلاَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ ، إِلاَّ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ
 
“Tidak seorang pun hamba yang ditimpa thaun lalu tetap tinggal di negerinya dalam keadaan sabar dan mengetahui tidak ada yang menimpa dirinya kecuali apa yang ditetapkan Allah untuknya, maka baginya seperti pahala mati syahid.” (HR. Bukhari).
 
Di dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menegaskan:

قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَـنَاۤ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَـنَا ۚ هُوَ مَوْلٰٮنَا ۚ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ
"Katakanlah (Muhammad), Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allahlah bertawakal orang-orang yang beriman."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 51)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Di masa-masa sulit seperti sekarang ini kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah, kita harus tetap yakinvdan percaya bahwasanya cepat atau lambat pertolongan Allah akan turun, ujian ini akan berlalu, dan kemudahan akan datang 
 
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا . إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. 
(QS. Al Insyirah: 5-6)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Marilah sama-sama tingkatkan ketaqwaan kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa
Melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah, serta menjauhi semua larangannya
Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah dalam menghadapi berbagai kesulitan, dan diberikan kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian.
 
أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah II
 
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
 
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
 
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
 
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
 
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
 
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. *

Khutbah Jum'at: Carilah Rejeki Dengan Bersedekah


Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
 وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ : أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ ؛ فَإِنَّ تَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلَا هِيَ سَبِيْلُ الفَلَاحِ وَالْفَوْزُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، وَأَسْأَلُ اللهَ جَلَّ وَعَلَا أَنْ يَجْعَلَنَا وَإِيَّاكُمْ مِنَ المُتَّقِيْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمَ
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Marilah sama-sama kita panjatkan puji serta syukur kita kepada Allah swt, yang senantiasa memberikan berbagai kenikmatan yang begitu banyak sehingga tdak ada kemampuan bagi kita untuk menghitungnya.

Shalawat serta salam, semoga senantiasa di curahkan kepada junjunan kita, Habibana wanabiyyana Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, Juga kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, serta kepada seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Marilah sama-sama kita bertaqwa kepada Allah dengan ketaqwaan yang sebenar-benarnya. Menjalankan semua perintah-Nya, serta menjauhi semua larangan-Nya

Ma'asyiral muslimin wajumrotal Mu'minin Rahimakumullah
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda
اِسْتَنْزِلُوْا الرِّزْقَ بِالصَّدَقَةِ
Carilah rezeki Dengan bersedekah 

Sekilas membingungkan.
Menurut logika matematika serta hukum ekonomi mengatakan, sesuatu yang dikeluarkan maka akan mengurangi dari yang dimiliki

Logika Iman berbeda dengan logika matematika, logika Iman mengatakan bahwa, Rezeki adalah pemberian dari Ar-Razzaaq Maha Pemberi rezeki
وَمَا مِن دَآبَّةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزۡقُهَا
Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. 
(QS. Hud:6)

Allahlah pemberi rezeki, jangankan kita sebagai manusia, bahkan semut di dalam tanah, ikan di lautan, burung di udara, yang jumlahnya bermilyar-milyar dijamin rezekinya oleh Allah, serta makhluk apapun di muka bumi ini dan juga di langit, Allah jamin rezekinya.
Sebagai wujud kasih sayang Allah, dan bertanggung jawabnya Allah kepada makhluk yang ia ciptakan

Dalam hadits Qudsi Allah berfirman: Bagaimana mungkin aku menciptakan makhluk, sementara aku tidak memberikan rezeki kepadanya

Setiap makhluk ada rezekinya, ini yang membuat orang-orang beriman tidak pelit, tidak rakus, tidak serakah tidak bakhil, lahir sifat qana'ah, merasa cukup serta merasa puas atas segala ketentuan Allah Azza waJalla.

Itulah yang Allah amanahkan kepada kita agar kita mensyukuri nikmat Allah,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Karena jika kita mensyukuri nikmat Allah, berarti kita pantas dan kuat menjaga amanah Allah, maka Allah akan tambah kembali nikmat itu untuk kita, Allah tambah lagi kita syukuri lagi tambah lagi Syukur lagi

Kemudian kita wujudkan rasa syukur itu dengan mengeluarkan sebagian rezeki kita, dengan berinfak, serta dengan bersedekah, maka selama orang bersyukur dengan mengeluarkan infak dan sedekah, selama itu pulalah mengalir nikmat-nikmat yang banyak kepadanya

وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَىۡءٍ۬ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ

Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”
(QS Al-Anfal: 60).

Para hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah
Allahlah yang Maha mengayakan, di tangan-Nya segala kekuasaan, di tangan-Nya langit dan bumi, di tangan-Nya semua hati dan keadaan, di tangannya sehat dan sakit, di tangan-Nya sukses dan gagal, di tangan-Nya kaya dan miskin, di tangan-Nya susah dan senang, begitu mudahnya bagi Allah untuk membolak-balik keadaan seseorang, maka tatkala seorang hamba bersedekah, ia dekat dengan Allah maka ia pun dijamin kekayaannya oleh Allah

Kenapa dengan bersedekah rezeki semakin bertambah?
Karena mendapat nilai harga berkali-kali lipat, perhatikan surah Albaqarah ayat 261
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah, :261)

Infak dianalogikan dengan benih tanaman.
Berarti satu dikali tujuh, tujuh dikali seratus berarti tujuh ratus kali lipat, dan ini bukan angka matematika yang paten bukan angka matematika yang mati, Tuju ratus ini kelipatan, jika ada satu pohon dengan tujuh cabang, setiap cabang ada seratus ranting, maka berapa banyak daunnya, berapa banyak bunganya, berapa banyak buahnya.
Karena itu Allah menggunakan bahasa
يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ
Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki

Alangkah Maha Pemurahnya Allah, kepada hamba-hamba yang pemurah.

Perhatikan surah Saba ayat 39 Dengarkan dengan iman
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya⁷
(QS Saba [34]: 39)

Maka apapun yang kita infakkan dengan dasar iman, berarti kita percaya kepada Allah sebagai penjamin rezeki kita

Lalu bagaimana dengan kita?
Berimankah kita kepada Allah, percayakah kita kepada janji Allah?

Allahlah yang menjaga harta kita, Allahlah yang menjamin rezeki kita, Allahlah yang akan melipat gandakan penggantian infak dan sedekah kita dengan lipat ganda yang banyak, tapi kebanyakan kita ragu-ragu dan takut miskin

Tidak ada Hartawan dan Dermawan yang ikhlas berinfak di jalan Allah lalu jatuh menjadi miskin, karena dengan kedarmawanannya para malaikat senantiasa mendoakan hamba-hamba yang Dermawan "tambahkan ya Allah, tambahkan, tambahkan rezekinya"

Allah menjamin 29 ayat dalam Alquran

أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. 
لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia
(QS Al-Anfal, ayat 2-4)

Orang-orang yang dermawan sangat dicintai oleh Allah karena dia mencontoh sifat Allah yaitu ar-rahman, baru Ar Rahim Al Malik Al Kudus as-salam Al Mu'min dan seterusnya

Arrahman adalah maha pengasih, terjemahan kedua Maha Pemberi, terjemahan ketiga Maha Dermawan,
Karena itu Allah maha pengasih senang dengan hamba yang pengasih
Allah Maha Pemberi senang dengan hamba yang suka memberi
Allah Maha Dermawan sangat dengan hamba yang dermawan
Dan sungguh pintu surga yang paling besar adalah pintu untuk orang-orang Darmawan, sehingga Allah menegaskan di dalam Alquran untuk orang-orang Dermawan
وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung
(QS Al-Hasyr, ayat 8)

البَخِيْلُ لا َيــَدْخُلُ الــْجَنَّة َ وَلــَوْ كــَانَ عابدا
Orang bakhil tidak akan masuk surga Walaupun dia rajin ibadah

Ada orang yang senang ibadah tapi pelit
سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيامَةِ
Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.
(QS Ali Imran, ayat: 180)

Orang bakhil tidak disukai oleh Allah oleh Rasul oleh para malaikat dan oleh semua makhluk di muka bumi ini.

Orang-orang yang dermawan dirindukan oleh Allah dirindukan oleh para Malaikat, dirindukan oleh rasul dirindukan oleh Surga, dirindukan oleh makhluk Allah di muka bumi.

Perhatikan makna sedekah infak dan juga zakat, kalau kita kaji semua adalah kebutuhan kita,
zakat artinya Nabat Wa safwah, suci dan tumbuh berkembang karena itu orang-orang yang memagari dirinya dengan zakat lihat hartanya tumbuh berkembang

Infaq artinya Al-Qardu pinjaman, Allah menggunakan bahasa pinjam padahal semuanya juga milik Allah, Allah ambil kapan saja tentu sangat mudah bagi Allah, ini tentu bahasa rahmat Allah untuk para hamba yang senang berinfak, Aku pinjam Aku yang bayar

Kemudian sedekah dari kata Sodaqo Sidqun, artinya benar.
Jadi orang yang sedekah itu benar imannya, ia benar-benar beriman kepada Allah dan benar-benar beriman pada hari akhirat, Karena itulah dia bersedekah,
Kalau tidak maka dusta Imannya, dusta shalatnya, dusta puasanya, dusta hajinya

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin
(QS Al-Ma'un, ayat 1-3)

Mereka yang dekat dengan Allah itu adalah hamba-hamba yang dermawan, karena itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika ditanya: "ya rasul tunjukkan kepada kami karakter utama dari orang yang sangat dekat dengan Allah"
Beliau menjawab: "Belas kasih"

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم

KHUTBAH KEDUA

 الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ

اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ


Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Kunci-Kunci Perkara Ghaib Eta Aya Lima

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى حَبِيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسلين و إمامِ المهتَدين و قائِدِ المجاهدين وعلى آله وصحبه أجمعين
فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله
فقال الله تعالى في كتابه الكريم
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً
وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
 
Sadaya puji kagungan Allah Rabbul 'Alamiin. Urang sadaya manjatkeun puji sinareng syukur ka Manten-Na, nyuhunkeun pitulung, sareng pangampunana-Na .
Oge urang nyuhunkeun perlindungan ka Allah tina sagala rupi kajahatan anu aya dina diri, sareng tina kalemahan amal-amal urang. Sing saha jalma anu dipaparinan petunjuk maka moal aya anu tiasa nyesatkeun, jeung sing saha jalmi disesatkeun maka henteu aya petunjuk keur eta jalma
Urang sadaya nyaksi kana yen saestuna henteu aya deui Pangeran anu wajib di sembah anging Allah anu sahiji Dzat-Na sareng henteu aya anu ngarencangan ka Anjeun-Na
Oge urang sadaya nyaksi kana yen saestuna Kangjeng Nabi Muhammad, eta Hamba Allah sareng Rosul-Na.
Shalawat sinareng salam mugia salamina tetep dilimpahkeun ka Jungjunan urang sadayana, Kangjeng Nabi Muhammad SAW Oge ka kulawargina, ka para sahabatna, sareng ka sadaya pengikutna dugikeun ka Akhir zaman.

Para hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah
Dina kasempatan jumat ieu simkuring salaku khotib umajak, khususna kanggo diri simkuring pribadi, sareng umumna ka sadaya kaum muslimin.
Hayu urang sami-sami Taqwa ka Allah SWT kalayan kataqwaan anu sabener-benerna. Jeung urang ulah maot kecuali aya dina islam

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ 
Hai jalma-jalma anu ariman, kudu taqwa aranjeun ka Allah kalayan sabener-benerna taqwa, jeung ulah maot aranjeun kecuali aya dina Islam

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.

وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
  Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Para hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah
Allah SWT ngadawuh dina Al-Qur'an

 {إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (34) } 

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
(QS Luqman: 34)

Naon yang disebutkan dina ayat ini mangrupikeun kunci-kunci kaghaiban ngan Allah wungkul anu uninga.
Maka henteu aya saurang jalmi oge anu tiasa nguningakeun kecuali saparantosna dipaparinan uninga ku Allah SWT ngeunaan perkara eta.

Nyakitu deui ngeunaan turunna hujan, iraha bakal hujan, dimana bakal hujan, jeung wayah kumaha bakal turun hujan, naha siang atanapi wengi, henteu aya saurang jalmi anu tiasa nguningakeun termasuk para Malaikat, kecuali saparantosna Allah nugaskeun ka para Malaikat supaya nurunkeun hujan di hiji tempat dina hiji waktos, maka nembe para Malaikat uninga.
Nyakitu deui perkara anu aya dina jero rahim perempuan, henteu aya saurang jalmi anu tisa nguningakeun, naha bakal janten istri atawa janten pameget, naha bakal janten jalmi anu salamet atanapi cilaka, naha bakal janten jalmi susah atanapi senang, termasuk para Malaikat henteu aya anu uninga kecuali saparantosna Allah nangtukeun, maka nembe tiasa kauninga.

Mujahid nyarioskeun yen perkara iyeu anu dimaksud sebagai kunci-kunci perkara anu ghaib, anu disebatkeun ku Allah dina dawuhana-Na:
{وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ} 
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. (Al-An'am: 59)

 Dina salah hiji hadits. Sayyidah Aisyah r.a. yangnyarios , "Siapa pun yang berkata kepadamu bahwa dia mengetahui apa yang bakal terjadi besok, sesungguhnya dia telah berdusta."

Salajengna Sayyidah Aisyah r.a. macakeun ayat: Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok
(Luqman: 34)
Dawuhan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dina salah sahiji hadits anu diriwayatkeun ti Ibnu Umar
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَفَاتِيحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ: {إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. pernah bersabda: Kunci-kunci semua yang gaib itu ada lima, tiada seorang pun yang mengetahuinya kecuali hanya Allah. Yaitu sesungguhnya Allah, hanya di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat; Dialah yang menurunkan hujan; Dia mengetahui apa yang ada di dalam rahim; tiada seorang pun yang mengetahui apa yang akan diusahakannya besok; dan tiada seorang pun yang mengetahui di bumi manakah dia akan mati; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan dina kitab Mu’jam­na
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا جَعَلَ اللَّهُ ميتَة عَبْدٍ بِأَرْضٍ إِلَّا جَعَلَ لَهُ فِيهَا حَاجَةً
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. ngadawuh: Tidaklah Allah menjadikan kematian seseorang hamba di suatu negeri melainkan Dia menjadikan baginya di negeri itu suatu keperluan (yang menggerakkannya ke negeri itu).

Para hadirin sidang Jum'at Rahimakumullah
Kumargi ari perkara ghaib teh henteu aya saurang jalma anu di paparinan uninga, termasuk urang sadayana henteu aya nu terang iraha bakal terjadina kiamat, oge urang henteu aya nu terang kana naon perkara anu bakal terjadi besok, jeung urang henteu aya anu terang iraha urang bakal maot, jeung dimana urang bakal maot, jeung dina kaayaan kumaha urang bakal maot,
maka ku kituna hayu urang sami-sami tingkatkeun kataqwaan ka Allah SWT, jeung perhatikeun sagala rupa persiapan untuk hari esok nyaeta aherat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); .
(QS Al-Hasyr: 18)

Allah Swt. marentahkeun ka urang sadayana sareng ka sadaya hamba-hamba-Na supaya taqwa ka Allah, anu henteu aya sanes supaya urang sadayana kenging keberuntungan, boh perkara duniana, nyakitu deui perkara aheratna.
وَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (QS Al-Baqarah: 189)

Dina ayat anu lainna oge Allah negaskeun ka urang sadayana supaya urang bersegera dina perkara ibadah, dina berbuat kahadean, dina perkara taubat, nyuhunkeun pengampunan ka Allah dina satiap waktu, ulah ditunda-tunda salami urang masih di paparinan kasempatan

{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ}
Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran: 133)

Dina tafsir Ibnu Katsir, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam nyarios :
إِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ الْجَنَّةَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَعْلَى الْجَنَّةِ وَأَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ وَسَقْفُهَا عَرْشُ الرَّحْمَنِ
Apabila kalian memohon surga kepada Allah, maka mintalah kepada-Nya surga Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah bagian yang paling tinggi dari surga dan sekaligus pertengahannya. Darinya mengalir sungai-sungai surga, dan atap surga adalah Arasy Tuhan Yang Maha Pemurah.

Ayat Salajengna Allah Swt. Nyebatkeun tina sebagian sifat ahli surga kalayan firman-Na:
{الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعافِينَ عَنِ النَّاسِ}
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit. dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. (Ali Imran: 134)

Nyaeta jalma anu mampu ngaluarkeun infaq jeng sedekah, boh dina kaayaan lapang atanapi dina kaayaan sempit, oge jalma anu mampu menahan diri tina amarah, jeung henteu ngalampiaskeun amarahna, oge maranehna mampu memaafkan ka jalma anu berbuat aniaya.
Sifat iyeu mangrupakeun akhlaq anu sampurna
Disebatkan dina sebagian atsar anu nyarioskeun:
«يَقُولُ اللَّهُ تعالى: يا ابْنَ آدَمَ اذْكُرْنِي إِذَا غَضِبْتَ، أَذْكُرُكَ إِذَا غَضِبْتُ فَلَا أُهْلِكُكَ فِيمَنْ أُهْلِكُ»
Allah Swt. berfirman, "Hai anak Adam, ingatlah kepada-Ku jika kamu marah, niscaya Aku mengingatmu bila Aku sedang murka kepadamu. Karena itu, Aku tidak akan membinasakanmu bersama orang-orang yang Aku binasakan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قال: "لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرُعة، وَلَكِنَّ الشَّدِيدَ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
". dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. yang telah bersabda: Orang yang kuat itu bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah.

عَنْ رَجُلٍ شَهِدَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ فَقَالَ

Saurang lalaki nyaksian Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. khutbah. anjeuna ngadawuh:
تَدْرُونَ مَا الرَّقُوبُ؟
"Tahukah kalian apakah yang dimaksud dengan ar-raqub?"
قَالُوا الَّذِي لَا وَلَدَ لَهُ
Para sahabat ngawaler "Orang yang tidak mempunyai anak."

قَالَ: الرَّقُوبُ كُلُّ الرَّقُوبِ الَّذِي لَهُ وَلَدٌ فَمَاتَ، وَلَمْ يُقَدِّمْ مِنْهُمْ شَيْئًا
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Ar-raqub yang sesungguhnya ialah orang yang mempunyai anak, lalu ia mati, sedangkan dia belum menyuguhkan sesuatu pun dari anaknya."

قَالَ: "تَدْرُونَ مَا الصُّعْلُوكُ؟
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam . bersabda, "Tahukah kalian, siapakah sa'luk itu?"
قَالُوا: الَّذِي لَيْسَ لَهُ مَالٌ
Para sahabat ngawaler, "Orang yang tidak berharta."
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الصُّعْلُوكُ كُلُّ الصُّعْلُوكِ الَّذِي لَهُ مَالٌ، فَمَاتَ وَلَمْ يُقَدِّمْ مِنْهُ شَيْئًا
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sa'luk yang sesungguhnya ialah orang yang berharta, lalu ia mati, sedangkan dia belum menyuguhkan barang sepeser pun dari hartanya itu."

Kumargi kitu, dina akhir ayat 134 surat Ali-Imran iyeu, ku Allah di sebatkeun;
{وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ}

Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran: 134)

Dina salah sahiji hadits disebatkeun
ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ: مَا نَقَصَ مَالٌ مِنْ صَدَقَةٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا، وَمَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ اللَّهُ
Ada tiga perkara yang aku berani bersumpah untuknya; tiada harta yang berkurang karena sedekah, dan tidak sekali-kali Allah menambahkan kepada seorang hamba yang pemaaf melainkan hanya keagungan; serta barang siapa yang merendahkan dirinya karena Allah, niscaya Allah mengangkat (kedudukan)nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah Ke 2
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاَّ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

© all rights reserved
made with by templateszoo